Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CATERPILLAR Tunda Penambahan Kapasitas Produksi di RI

JAKARTA: Caterpillar Inc, produsen alat berat asal Amerika Serikat, menunda rencana penambahan kapasitas pabrik eskavator di Cileungsi, Jawa Barat, menunggu membaiknya kondisi perekonomian global.

JAKARTA: Caterpillar Inc, produsen alat berat asal Amerika Serikat, menunda rencana penambahan kapasitas pabrik eskavator di Cileungsi, Jawa Barat, menunggu membaiknya kondisi perekonomian global.

Kendati demikian, pelemahan ekonomi global tidak sampai mengganggu pembangunan pabrik baru Caterpillar di Batam, Sumatera, yang ditargetkan mulai beroperasi pada Januari 2013.

Manager Caterpillar untuk wilayah China, India, dan China Kevin Thieneman menuturkan rencana penambahan kapasitas produksi pada pabrik Caterpillar di Cilengsi dibuat ketika kondisi ekonomi sedang kondusif.

Namun, perlambatan ekonomi global membuat kondisi bisnis menjadi tidak menentu sehingga Caterpillar memilih untuk menunda rencana ekspansi tersebut.

“Realisasinya tergantung kondisi ekonomi. Kalau cepat membaik, maka bisa saja rencana kami berubah,” ujarnya hari ini Rabu (24/10/2012).

Meskipun rencana ekspansi terunda, Thieneman menilai kegiatan investasi Caterpillar di Tanah Air masih berjalan sesuai dengan rencana.

Salah satu buktinya adalah pembangunan pabrik baru senilai US$150 juta di Batam yang masih berlangsung dan ditargetkan selesai pada Desember tahun ini.

“Untuk pabrik baru di Batam kami menargetkan mulai berproduksi pada Januari 2013,”  katanya.

Menurut Thieneman, pabrik barunya di Batam nantinya akan memproduksi bagian badan truk, yang khusus untuk memenuhi permintaan pasar domestic.

Namun, jika kapasitas produksinya melampaui ekspektasi, maka tidak menutup Caterpillar Batam melakukan ekspor.

Terkait dengan investasi di Batam, Thieneman mengatakan Caterpillar berencana mengajukan permohonan insentif pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) dari pemerintah.

“Aplikasi tax holiday kami sedang persiapakan karena ternyata ada perubahan regulasi yang harus disesuaikan. Nanti kalau sudah selesai akan kami ajukan lagi,” katanya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper