SINGAPURA : Perusahaan yang bergerak di bidang mini hydro PT Reservasi Generasi mengajak investor asing untuk berinvestasi pada proyek pembangkit listrik tenaga mini Hydro sebesar 100 megawatt dengan investasi US$200 juta yang siap dikembangkan dalam lima tahun ke depan.
Finance and Legal Manager PT Reservasi Generasi Riarno Haryowibowo mengatakan untuk memproduksi listrik hingga 100 MW perusahaan membutuhkan sekitar 15 hingga 10 lokasi, di mana masing-masing lokasi akan menghasilkan listrik sebesar 6 hingga 10 MW.
“Kita akan kembangkan 100 MW dalam lima tahun ke depan, setiap 1 MW butuh US$2juta sehingga dibutuhkan investasi US$200 juta,” ucapnya di sela acara Asia Future Energy Forum and Exhibition, Selasa (23/10).
Kawasan yang akan dijadikan lokasi pengembangan salah satu alternative energi ramah lingkungan tersebut ialah Sumatera dan Sulawesi, mengingat potensi di dua pulau tersebut terbilang masih besar.
Riarno yang juga anggota Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mengatakan setidaknya dari potensi mini hydro yang ada di Indonesia sekitar 200 Giga Watt, sekitar 40 Giga Watt berada di Sumatera, dan 100 Giga Watt di Sulawesi.
“Kajian kami Sumatera dan Sulawesi potensinya sangat besar sehingga kami melirik dua provinsi tersebut. Kalau Jawa tidak terlalu besar, Papua juga masih bagus hanya karena infrastruktur yang kurang memadai sehingga masih sulit dijangkau,” tuturnya.
Untuk mengembangkan proyek tersebut, Reservasi Generasi mengundang investor asing yang ingin berinvestasi pada pembangunan mini hydro. Beberapa investor yang menurutnya tertarik untuk masuk dalam produk mini hydro di Indonesia ilaha Singapura, Hongkong, Amerika, dan Eropa.
“Indonesia masih dipandang bagus sebagai Negara investasi, di samping potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga mini hydro yang juga terbilang masih besar,” ungkapnya. (sut)