BADUNG: PT Honda Sales Operation Denpasar memprediksi penjualan motor di Bali mendekati titik jenuh dengan perbandingan 1 warga mempunyai 1,8 motor dengan kenaikan rata-rata penjualan dua digit setiap tahunnya.
Afriano Nadianto, Kepala Cabang Astra Internasional Honda Sales Operation (HSO), mengatakan penjualan motor di Bali sudah mendekati titik jenuh. Pada penghitungan, titik jenuh ada pada angka 1:1. Artinya, satu warga mempunyai satu motor. “Untuk Kota Denpasar angka 1:1 sudah tercapai pada 2011,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/10).
Terus tumbuhnya pasar motor di Bali, katanya, selain karena tingginya daya beli masyarakat dan kebutuhan, juga karena menjamurnya penyewaan sepeda motor.
Meski mendekati titik jenuh, lanjutnya, pasar kendaraan roda dua di Bali masih cenderung naik setiap tahunnya. Pada 2012, pasar motor masih optimis berada pada angka 14% dengan market share sebesar 74%. Adapun manajemen Honda memastikan penjualan naik 16% untuk 2012.
Untuk ekspektasi ditengah titik jenuh, lanjutnya, HSO akan berusaha untuk memenuhi pasar penggantian model motor. “Tingginya permintaan masih dialami oleh pasar Bali. Di Bali berkendara motor sudah menjadi bagian dari gaya hidup.”
Terinci pada data, Agustus 2012 anak usaha Astra Internasional ini mencatatkan penjualan sedikitnya 101.000 atau naik 15% pada pembukuan Agustus 2012 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan tertinggi masih didominasi varian matik dengan 85%. Sementara sisanya bebek 7% serta sport 8%.
Pada estimasi titik jenuh, dapat diasumsikan antara jumlah penduduk, motor tidak sebanding dengan panjang jalan. Untuk itu, salah satu cara untuk memecah kemacetan akibat tingginya permintaan pasa sepeda motor, panjang jalan harus ditambah.
Menanggapi hal itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Badung, AA Alit Wiraputra mengatakan penambahan panjang jalan dan penyusunan sistem lalu lintas itu mendesak karena Bali ini sudah semakin sesak oleh pengunjung berkendaraan.
Pasalnya, pertumbuhan jumlah kendaraan di Bali sudah mencapai 10% setiap tahunnya, belum lagi penambahan wisatawan domestik yang menggunakan kendaraan pribadi. Berdasarkan kajian Kadin Badung, paparnya, pemerintah perlu segera mengalokasikan dana untuk melebarkan jalan Sunset Road, Gatot Subroto Barat dan tiga jalur lain. Kelima jalur itu menghubungkan kawasan wisata dan permukiman dengan pusat pemerintahan atau pusat kota.
Selain itu, pembuatan terminal kargo dan terminal bus juga diprediksi mampu memecah kemacetan di daerah Mengwi. Daerah itu sering terjadi macet karena saat ini masih menjadi satu-satunya jalur masuk dari Jawa ke Bali melalui akses darat.
Berdasarkan penghitungan Kadin Badung, paparnya, pemerintah daerah membutuhkan dana sekitar Rp3 triliun dengan bantuan suntikan APBN. Dana itu termasuk untuk membuat terminal bayangan yang berfungsi menampung angkutan kecil dalam provinsi.(msb)