JAKARTA: PT Indo Tambangraya Megah Tbk memperkirakan target penjualan senilai US$2,49 miliar pada 2012 seiring dengan koreksi target produksi sepanjang tahun menghadapi industri batu bara yang sedang tertekan.Direktur External Relations Leksono Poeranto mengatakan produksi tahun ini diperkirakan mencapai 26,5 juta ton, sedikit turun dari target sebelumnya 27 juta ton."Produksi kami tahun ini masih proporsional, sejalan dengan target," ujarnya di depan wartawan Kamis (27/9).Dalam periode Januari-September, lanjutnya, produksi batu bara sudah mencapai 18 juta ton. Adapun harga rata-rata mencapai US$94 per ton. Dengan demikian, perkiraan penjualan pada akhir tahun mencapai US$2,49 miliar.Angka tersebut masih menunjukkan kenaikan dari penjualan tahun lalu yang mencapai US$2,38 miliar, meski harga rata-rata lebih tinggi yaitu US$97,1 per ton.Penjualan tahun ini dihasilkan dari 5 anak usahanya yaitu PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Bharinto Ekatama, PT Kitadin dan PT Jorong Barutama Greston.Berdasarkan laporan tengah tahun ITMG, Kitadin telah menjual 1,7 juta metrik ton batubara sepanjang semester 1/2012.Sementara itu, Indominco telah menjual 6,41 juta metrik ton dan Trubaindo menjual 3,66 juta metrik ton.Jorong Barutama menjual 600.000 metrik ton sedangkan Bharinto baru memulai operasi komersial sejak April dan tahun ini diperkirakan menyumbangkan produksi 700.000 ton.Selain itu, lanjutnya, anggaran belanja (capital expenditure/capex) tahun ini mencapai US$209 juta tetapi hingga September belum terserap setengahnya.Berkaitan dengan akuisisi, perusahaan berkode ITMG ini memang berencana untuk membeli wilayah pertambangan di Kalimantan Timur karena sudah memiliki pelabuhan dan infrastruktur di wilayah itu.Namun, Leksono belum bisa memberi rincian lebih lanjut karena masih dalam tahap penjajakan (due dilligence). "Target kami untuk akuisisi tahun ini jadi mundur, mudah-mudahan tahun depan," tuturnya.Konversi GasMenghadapi tantangan tekanan harga batu bara pada tahun ini, Indo Tambangraya berupaya melakukan penghematan biaya dengan mengonversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi gas.Leksono mengatakan bahan bakar mengambil porsi biaya yang cukup besar lebih dari 20% dalam operasional perusahaan terlebih lagi terbit peraturan yang melarang penggunaan BBM bersubsidi.
Oleh sebab itu, pihaknya memilih untuk menggunakan gas untuk kendaraan dan alat berat di lapangan."Kami sudah melakukan uji coba sejak awal tahun ini. Sekarang sudah dalam tahap finalisasi. Semua alat berat akan menggunakan bahan bakar gas," tuturnya.Menurutnya, penggunaan gas akan menghemat pengeluaran untuk bahan bakar hingga 50%. Pihaknya juga sudah bekerja sama dengan Pertagas, anak usaha PT Pertamina, yang menyuplai gas dan menyediakan infrastruktur untuk kebutuhan operasional.Sementara itu, total cadangan batubara ITMG dari 5 anak usahanya mencapai 239,75 juta metrik ton per 30 Juni 2012.Selain melakukan penambangan batubara, ITMG juga mengoperasikan terminal batubara Bontang, 3 pelabuhan dan PLTU Bontang. Pemegang saham pengendali ITMG adalah Banpu Pcl yang berbasis di Thailand dengan kepemilikan 65%. (Bsi)