Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN GLOBAL: Fluktuasi ancam target pertumbuhan

JAKARTA: Fluktuasi perekonomian global berisiko membuat target pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang pada 2014 terdeviasi dari rentang yang ditargetkan sebesar 7%--7,7%. 

JAKARTA: Fluktuasi perekonomian global berisiko membuat target pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang pada 2014 terdeviasi dari rentang yang ditargetkan sebesar 7%--7,7%. 

Anny Ratnawati, Wakil Menteri Keuangan, menuturkan dalam jangka menengah, pemerintah menduga pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 7%-7,7% pada akhir 2014. Namun, tekanan eksternal berupa krisis ekonomi global, degradasi lifting minyak, dan volatilitas harga minyak dunia berisiko membuat baseline target pertumbuhan ekonomi terdeviasi. 

"Pertumbuhan ekonomi kita duga 7%--7,7%, tapi karena global, lifting, harga minyak dunia, baseline bisa jadi terdevisasi. Tapi kan ada batas bawah 7%," ujarnya dalam seminar reformasi perencanaan dan penganggaran Indonesia, Kamis (30/8). 

Anny menuturkan dalam perjalanan RPJMN 2010-2014 selalu ada review atas baseline yang ditetapkan pemerintah. Pasalnya, baseline harus diselaraskan dengan sumber pendanaan (resource envelope), penerimaan, belanja, dan kebutuhan pembiayaan APBN dalam jangka menengah. 

Saat menyusun baseline RPJMN 2010-2014, kata Anny, pemerintah tidak menyangka terjadi krisis global, yang dipicu krisis utang Eropa yang berlarut-larut dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang berturbulensi. 

"Kita ingin deviasinya kecil, tapi krisis global yang memburuk bisa membuat deviasi cukup besar dari baseline," ungkapnya. 

Sembari mengantisipasi konsidi perekonomian global, kata Anny, pemerintah berkomitmen untuk menjaga defisit APBN pada level yang aman. "Prinsipnya satu, defisit anggarannya tetap kita jaga pada level yang aman," tegasnya. 

Anny mengatakan besaran defisit APBN harus disesuaikan dengan ketersediaan pembiayaan yang efisien dari segi biaya dan betul-betul dialokasikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Belanja infrastuktur kan sudah cukup tinggi, jadi pemerintah masih pada usulan yang kemarin diungkapkan [defisit RAPBN 2013 1,62%]," kata Anny. (msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper