YOGYAKARTA: Eksplorasi Virginia Indonesia Company, LLC (Vico) terhadap kandungan coal bed methane (CBM) di area Kutai Basin diperkirakan bisa molor karena untuk memproduksi gas yang terjebak pada batubara tersebut memerlukan langkah yang agak berbeda dibandingkan migas. Kepala BP Migas Wilayah Kalimantan Sulawesi Ngatijan mengatakan untuk melakukan esploitasi CBM sehingga bisa diproduksi perlu perlakuan khusus karena kandungan gas yang terjebak dalam batubara tersebut tidak bisa serta merta keluar. Operator migas perlu untuk melakukan dewatering sebelum mengalirkan gas keluar dari perut bumi. Selain itu, CBM yang keluar juga jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga harus dibor lagi untuk meningkatkan kapasitas produksi. “Jadi tidak hanya mengebor pada satu tempat karena harus banyak yang dibor untuk meningkatkan produksinya. Ini perlu mencari lokasi yang potensial untuk mencari tempat pengeborannya,” ujarnya, hari ini. Kendati demikian, Ngatijan tidak bisa memperkirakan kemungkinan waktu molornya eksplorasi kandungan CBM yang berada di Kutai Basin tersebut. Namun, apabila bisa selesai dalam 3 tahun tentu menjadi hal yang cukup baik bagi perkembangan energi nasional. Dia mengatakan sebelumnya memang pernah ada penelitian di Kutai Basin yang menyebutkan adanya kandungan CBM di wilayah tersebut. Namun, jumlah kandungannya masih belum diketahui secara persis seberapa besar. (arh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1661917621.jpg?w=184&h=104)
