JAKARTA: Tren penurunan harga minyak internasional dan risiko realisasi lifting minyak tidak mencapai target APBN-P 2012 akan menyebabkan impas (offset) dalam postur anggaran.Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan penurunan harga minyak dalam beberapa waktu ini belum terlalu berdampak terhadap APBN. Pasalnya, asumsi harga minyak Indonesia (ICP) US$105 per barel ditetapkan sebagai realisasi rata-rata dalam 1 tahun."Masih belum ada perubahan berarti, kita bisa menjaga defisit itu di bawah 2,3%--2,4%. Walaupun harga minyak sudah turun cukup tajam, [dampaknya] belum banyak," kata Agus di sela gelaran 1st Asean Conference on Financial Inclusion, Rabu (27/06).Diakui Menkeu, kondisi penurunan harga minyak yang diikuti risiko tidak tercapainya lifting minyak akan menimbulkan efek offset, karena beban subsidi yang turun diikuti penerimaan negara yang juga berisiko turun."Memang ada offset antara lifting yang tidak tercapai dengan harga minyak yang turun. Tapi belum ada perkembangan yang berarti. Fiskal kita sehat, pencairan anggaran baik dan penerimaan negara baik." ujarnya.Seperti diberitakan Bisnis, minyak brent untuk pengiriman Agustus turun US$1,14 atau 1,3% ke posisi US$89,84 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Setelah sempat menyentuh US$113,38 per barel pada pertengahan Januari 2012.Adapun rata-rata realisasi ICP Januari-Mei 2012 masih berada di level yang tinggi, yakni US$120,92 per barel atau terdeviasi US$15,92 dari asumsi ICP dalam APBN-P 2012. Dengan realisasi lifting minyak hingga Mei 2012 mencapai 880.000 barel/hari. (04)
BACA JUGA:
REKOMENDASI SAHAM: 8 Saham layak dicermati
- NORA EPHRON: Penulis When Harry Met Sally Meninggal Dunia
- TIPS HILANGKAN BAU Tak Sedap di Rumah dan Kamar
- PARIS HILTON Jadi DJ, Dapat Ejekan Saat Tampil di Brasil
HARGA EMAS & BUYBACK ANTAM Kompak Naik Rp2.000/gram
KRISIS EROPA: Euro tak mampu tangkal tekanan
HARGA EMAS bergerak pada kisaran US$51/gram
Indeks harga biji-bijian terangkat musim kering