Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENYERAPAN KERJA: Proyeksi Diturunkan Jadi 350.000 Orang Per 1% Pertumbuhan Ekonomi

 

 

JAKARTA--Pemerintah menurunkan proyeksi elastisitas penyerapan tenaga kerja (employment elasticity) dari 450.000 orang tiap 1% pertumbuhan ekonomi pada 2012 menjadi 350.000 orang setiap 1% pertumbuhan ekonomi pada 2013.Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana mengatakan perlambatan global yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia membuat pemerintah harus memotong proyeksi penyerapan tenaga kerja setiap 1% pertumbuhan ekonomi."Dalam RKP 2013, employment elasticity 350.000 orang per 1% pertumbuhan ekonomi," ujarnya usai peluncuran laporan ILO bertajuk Memahami Pekerjaan yang dilakukan oleh Anak dan Pekerja Muda: Kondisi Indonesia, Rabu (20/6/2012).Proyeksi employment elasticity 2013 ini, lebih rendah dibandingkan pada 2011 dan 2012. Pada 2011 dan 2012, pemerintah menargetkan setiap 1% pertumbuhan ekonomi dapat menyerap 400.000--450.000 tenaga kerja. Dengan asumsi tersebut, apabila target pertumbuhan pada 2012 tercapai sebesar 6,5%, tenaga kerja yang dapat diserap mencapai 2,6 juta sampai 2,9 juta orang.Kendati elastisitas tenaga kerja diproyeksi turun, namun pemerintah tetap mencantumkan target pengangguran yang lebih rendah pada 2013. Dalam RKP 2013, target pengangguran ditargetkan 5,8%--6,1%. Lebih rendah dari target APBN-P 2012 yang ditetapkan 6,4%-6,6% terhadap total angkatan kerja."Kita masih tetap berupaya supaya target-target itu terpenuhi, karena jumlah penduduk kita besar, tiap tahun angkatan kerja tumbuh 2,2 juta orang. Nah, kesempatan kerjanya harus mengejar juga," ungkapnya.Penciptaan kesempatan kerja, kata Armida, berasal dari pertumbuhan ekonomi yang difokuskan pada penguatan perekonomian domestik dan investasi, saat ekspor melambat. Selain itu, pengeluaran pemerintah diharapkan dapat mendorong perekonomian walaupun memiliki ruang fiskal yang terbatas.Direktur Eksekutif Indef Ahmad Erani Yustika menilai penurunan angka kemiskinan di Indonesia cenderung terbatas. Pasalnya, pemerintah dinilai hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa diikuti akselerasi pembangunan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai."Kemiskinan sulit diturunkan, walaupun sekian puluh triliun digulirkan pemerintah setiap tahun untuk program pengentasan kemiskinan, tetapi penurunannya terbatas," ungkapnya.Di sisi tenaga kerja, tambah Erani, meski angka pengangguran terbuka di Indonesia terus turun dari 7,1% pada 2010 menjadi 6,32% pada Februari 2012, namun sebagian besar masih bekerja di sektor informal."Pengangguran terbuka kita itu makin rendah sekitar 6,5%. Ini lebih hebat dari AS dan Eropa, tapi tidak menyadari kalau 65%-66% bekerja di sektor informal dan kualitas hidup mereka jauh dari yang diharapkan pemerintah," tuturnya. (bas)

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>

 

ARTIKEL KABAR24 >>>


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper