Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERKIRAAN INFLASI: Laju inflasi diprediksi capai 0,15%

JAKARTA: Laju inflasi Mei 2012 diperkirakan mencapai 0,15% atau lebih tinggi dari inflasi Mei tahun sebelumnya sebesar 0,12%, dipicu tingginya arus kredit perbankan yang mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry

JAKARTA: Laju inflasi Mei 2012 diperkirakan mencapai 0,15% atau lebih tinggi dari inflasi Mei tahun sebelumnya sebesar 0,12%, dipicu tingginya arus kredit perbankan yang mendorong peningkatan kegiatan ekonomi. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destry Damayanti memproyeksikan laju inflasi tahunan (Year on Year/YoY) pada bulan ini sebesar 4,54%. Menurut dia, inflasi bulan ini masih dalam level yang wajar dan alami untuk menstimulasi perekonomian. “Angka 0,15% itu lebih karena core [inflasi inti] saja, kredit naik, aktifitas ekonomi agak meningkat,” ujar Destry kepada Bisnis, Rabu, 30 Mei 2012.Dia memaparkan harga bahan pangan, seperti beras dan sayur-sayuran masih cenderung stabil pada bulan kelima tahun ini. Tren harga emas yang masih menurun juga membuat laju inflasi relatif normal.Menurut dia, ekspektasi inflasi akibat asumsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti yang terjadi beberapa bulan terakhir sudah mulai berkurang. Pasalnya, harga minyak dunia cenderung mengalami penurunan meski tidak signifikan. “Sebenarnya yang diinginkan pelaku pasar adalah kepastian agar bisa menjalankan bisnis secara normal. Kalaupun harga naik, tapi tidak akan ada akselerasi lagi ke depannya,” tuturnya.Terkait masalah subsidi BBM, Destry mengungkapkan pemerintah sedang dalam posisi yang terjepit. Dia menjelaskan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 ‘memaksa’ pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi  sebelum harga minyak Indonesia (ICP) mencapai deviasi 15%. Kendati demikian, dia menilai pemerintah melakukan langkah tepat dengan menyiapkan berbagai upaya pengendalian anggaran. Salah satu upaya yakni meningkatkan penerimaan negara, seperti pengenaan bea keluar dan pengenaan pajak saham pendiri. Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga sudah punya rencana melakukan penghematan anggaran kementerian/lembaga (K/L), penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan sisa penyerapan belanja pemerintah. “Dengan begitu, tidak perlu lagi ada penerbitan surat utang. Kondisi fiskal terkendali, jadi sedikit banyak tidak pengaruh ke inflasi” katanya. Meski tingkat inflasi cenderung stabil, Destry tidak menyarankan Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan. Menurut dia, BI Rate sebaiknya tetap pada level 5,75% sehingga pengetatan kebijakan moneter bisa dilakukan bank sentral dengan menggunakan instrumen moneter lain. “Seperti kemarin BI menaikkan tingkat imbal hasil [yield] SBI 9 bulan dan term deposit 6 bulan untuk merespon yield yang sudah terlalu rendah agar kembali pada term structur-nya,” tuturnya.(mmh)

 

BACA JUGA:

Skandal bola Liga Italia

Tender 3G molor, pemerintah bisa kena sanksi

Grasi Corby, apakah ada deal RI dengan Australia?

Sweeping software bajakan, BSA digugat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erlan Imran

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper