Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI TEKSTIL di Jateng kehilangan pembeli

SEMARANG: Kalangan industri tekstil di Jateng kembali mencemaskan aktivitasnya akibat sejumlah buyer menghentikan pemesanan pembelian lagi, hingga stok produk mereka mulai menumpuk dalam jumlah cukup besar dan kesulitan menjualnya. Wakil Ketua Asosiasi

SEMARANG: Kalangan industri tekstil di Jateng kembali mencemaskan aktivitasnya akibat sejumlah buyer menghentikan pemesanan pembelian lagi, hingga stok produk mereka mulai menumpuk dalam jumlah cukup besar dan kesulitan menjualnya. Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jateng mengatakan sejumlah industri tekstil dan produk tekstil (TPT) kini kembali mencemaskan akibat stok produksinya mulai menumpuk lagi, setelah sejumlah buyer mengurangi pemesanan. Sejumlah industri tekstil kesulitan menjual stok produksinya, bahkan hingga saat ini mereka masih menyimpan stok dengan jumlah puluhan juta yard, meski telah diupayakan untuk mengalihkan penjualan ekspor ke negara potensial, namun buyer tetap masih menahan diri. Menurutnya, kecemasan itu terjadi pada industri tekstil yang memproduksi denim, benang, katon, rayon dan polyster, akibat rentetan krisis di Eropa dan Amerika Serikat kini terasa semakin menekan daya beli kalangan buyer. "Kondisi yang mencemaskan itu, masih sulit diprediksikan hingga akhir tahun ini, meski bagi produsen garmen tidak begitu besar dampaknya, mengingat penyerapan pasar domestik terhadap produk pakaian cukup besar," ujarnya, Selasa 29 Mei 2012. Djoko menuturkan penumpukan stok terus berlangsung dan sebagian besar industri tekstil di Jateng sudah mulai mengurangi jam kerja karyawan sebagai upaya untuk memperkecil risiko kerugian. Jumlah industri tekstil di Jateng mencapai sebanyak 250 unit dan hampir keseluruhannya dalam kondisi yang memprihatinkan dengan hasil produksinya terus menumpuk di gudang. "Yang lebih parah lagi, saat ini produk tekstil di Jateng juga mendapat tekanan serbuan impor dari China yang dinilai dilematis, selain produk tekstil impor ilegal yang terus membanjir masuk melalui berbagai pelabuhan," tuturnya. (ra)

 

 

BACA JUGA

-Harga emas memburuk dalam 13 tahun terakhir

-Pelabuhan Merak harus tambah dermaga 

-Tarif bongkar muat di Priok digodok

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Rachmat Sujianto

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper