Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS EROPA & YUNANI: Wapres Boediono tingkatkan kewaspadaan terhadap risiko global

 

 

JAKARTA:  Wakil Presiden Boediono menegaskan pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman krisis global karena tingkat ketidakpastian situasi ekonomi dunia terus meningkat.
 
Boediono mengatakan pemerintah saat ini akan fokus menjaga kesehatan APBN 2012, tanpa atau dengan ada kebijakan kenakaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
 
“Saya ingin sampaikan bahwa konsesus di pemerintah adalah kesehatan fiskal yang merupakan jangkar dari kebijakan-kebijakan yang lain. Kita percaya bahwa kesehatan fiskal itu yang dapat mengamankan kondisi Indonesia, apapun yang terjadi di dunia yang dapat mempengaruhi perekonomian kita,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada sebuah pertemuan bisnis  hari ini.
 
Boediono menjelaskan beberapa pekan ini ketidakpastian ekonomi global yang dipicu krisis Eropa semakin besar dan semua negara tidak tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
 
Menurut Wapres, pemerintah menyiapkan berbagai strategi dalam menghadapikemungkinan ancaman krisis global ini. Prioritas utama pemerintah saat ini adalah menyiapkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi di waktu mendatang, terutama dengan menjaga kondisi kesehatan APBN. 
 
Boediono menjelaskan saat ini memang ada kekhawatiran karena pemerintah dan DPR tidak jadi menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun, pemerintah tetap siap mengamankan kondisi APBN meskipun harga premium belum naik.
 
“Pemerintah siap untuk mengamankan APBN seandainya kita tidak jadi menaikkan harga BBM,” katanya.
 
Boediono juga meyakinkan bahwa saat ini kondisi APBN masih aman dan terkendali. Dari segi penerimaan pemerintah tetap mencari celah-celah agar bisa bisa meningkatkan pendapatan neagara. Adapaun dari sisi pengeluaran pemerintah mencari celah untuk melakukan penghematan seperti mengurangi biaya perjalanan dinas.
 
Di samping itu, lanjur Wapres, pemerintah melalui Kementerian Keuangan tengah menyiapkan pinjaman siaga atau kontingensi loan dari bank Dunia dan beberapa negara bilateral.  Pinjaman siaga ini mirip seperti yang dilakukan saat menghadapi krisis 2008 lalu.
 
“Pinjaman ini bisa kita pakai apabila kita membutuhkan dana untuk mendukung APBN seandainya diperlukan,” ujarnya.
 
Langkah lain dalam menghadapi ancaman krisis ini adalah  meningkatkan koordinasi antara bank sentral dengan Kementerian Keuangan. Koordinasi ini merupakan kunci dalam setiap mekanisme untuk emnangkal krisis.
 
“Kita sudah punya landasannya pada 2008 lalu. Masih ada hal-hal yang perlu diperkuat mekanisme koordinasinya,” katanya. (sut)

 

 

 

BACA JUGA:

Skandal seks DPR mulai terkuak

Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan

Hasil F1 Monaco, Webber juaranya

Rossi masuk Honda gantikan Stoner?

Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?

 

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper