Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUPLAI GAS ke Batam segera normal

BATAM: Pertamina mulai melakukan normalisasi suplai gas elpiji ke Kota Batam yang diperkirakan tuntas Senin pekan depan.

BATAM: Pertamina mulai melakukan normalisasi suplai gas elpiji ke Kota Batam yang diperkirakan tuntas Senin pekan depan.

 

Ardi Winata, Kabag Humas Pemkot Batam  mengungkapkan, Walikota Batam Ahmad Dahlan telah meminta Pertamina untuk mengakhiri kelangkaan gas elpiji 3 Kg yang terjadi di kota ini dua pekan terakhir.

 

“Walikota telah mengarahkan untuk normalisasi suplai LPG 3 Kg ke masyarakat dengan berkoordinasi dengan Sales Area Manager Gas,” ujarnya kemarin, Sabtu 19 Mei 2012.

 

Dia mengatakan bahwa beberapa hari terakhir suplai gas elpiji ke Kota Batam dikurangi oleh Pertamina sebesar 30 persen.

 

Namun dia tidak menyebutkan alasan pengurangan suplai tersebut.

 

Namun demikian, dia memastikan Pertamina sudah mulai melakukan normalisasi secara bertahap dengan mengirimkan suplai gas elpiji 3 Kg dengan jumlah seperti sedia kala ke sekitar 600 pangkalan di Kota Batam.

 

Pangkalan-pangkalan tersebut berada di kawasan Sagulung, Tanjungpiayu, Batuaji, Sekupang, Batuampar, Batam Kota dan Bengkong.

 

Proses pengiriman itu sudah dilakukan hari ini dan terus dilakukan meskipun pada hari Minggu sehingga direncanakn pada Senin 21 Mei stok tabung gas elpiji di pangkalan sudah normal kembali.

 

Selain itu, guna memastikan suplai sudah berjalan normal, Pemkot Batam juga membuka line telepon pengaduan untuk masyarakat jika masih terjadi kelangkaan gas elpiji 3 Kg di daerahnya masing-masing.

 

"Kalau ada lokasi yang belum terisi LPG agar SMS ke nomor

 

08127010403. Jangan lupa sebutkan alamat lengkap pangkalan LPG yang melayani," bilang Ardi.

 

Kelangkaan suplai gas elpiji 3 Kg di Kota Batam sudah meluas beberapa hari terakhir.

 

Kelangkaan suplai yang sudah terjadi sejak pekan lalu itu sudah membuat keresahan warga karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari Pertamina.

 

Bahkan puluhan warga Kavling Bukit Ayu Lestari, Sei Beduk, Kota Batam, nekat menyandera truk pengangkut tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram Kg milik salah satu agen lantaran sudah sangat langka.

 

Pihak agen dipaksa menurunkan 100 tabung gas di salah satu pangkalan langganan warga sekitar.

 

Puluhan warga saat ditemui mengatakan aksi penyanderaan itu mereka lakukan lantaran selama ini mereka sudah sangat kesulitan untuk mendapatkan gas.

 

Beberapa pangkalan di daerah Sei Beduk tak mampu memenuhi permintaan warga.

 

“Kelangkaan ini sudah luar biasa, tapi tak ada solusi. Pemerintah seakan tutup mata dengan penderitaan masyarakat pengguna gas elpiji bersubsidi,” kata Mardi, salah seorang warga.

 

Menurutnya, aksi penyanderaan truk pengangkut tabung gas tersebut masih hal yang wajar karena warga sudah banyak yang mengeluh dan kesulitan mendapat gas.

 

Selain itu, pihak agen ataupun sopir truk yang tak disebutkan namanya itu tak bisa berbuat banyak.

 

Permintaan warga untuk menurunkan 100 tabung gas, akhirnya dipenuhi dan warga bisa melakukan aktivitas masak-memasak dalam kurun waktu terbatas.

 

“Saya rasa aksi kami masih wajar, karena pemerintah sendiri tak mau berbuat bahkan terkesan tak mau tahu. Terlebih, yang kami paksa diturunkan hanya sebatas yang dibutuhkan warga, kami juga masih memikirkan warga lain yang masih kesulitan,” tutur Mardi.

 

Saat ini, setelah 100 tabung diturunkan di pangkalan dekat minimarket Nurul Islam tersebut, warga kavling Bukit Ayu Lestari bisa bernapas lega dalam beberapa hari ini.

 

Namun, jika kelangkaan ini masih tetap berlama-lama, aksi serupa akan mereka lakukan bahkan lebih besar lagi.

 

“Sekarang warga bisa dulu memasak, kalau masih tetap langka akan kami ulangi dengan aksi yang lebih besar lagi,” katanya.

 

Beberapa hari lalu, Ahmad Hijazi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam sudah merasa berang kepada Pertamina Kepri karena mengurangi pasokan gas elpiji 3 kg.

 

“Ini merupakan pengkhianatan terhadap konversi minyak tanah ke gas elpiji,” tegas Hijazi.

 

Dia memastikan, pengurangan pasokan gas ini merupakan kebijakan sepihak oleh Pertamina tanpa pernah melakukan perundingan dengan pihak Disperindag.

 

Dari penelusuran ke sejumlah pangkalan, pengurangan pasokan tersebut bahkan mencapai lebih dari 50%.(K59/Bsi)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper