JAKARTA: Produsen kaca menilai penetapan harga gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk tidak wajar karena jauh lebih tinggi dari harga gas di negara-negara tetangga.Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman Indonesia (AKLPI) Samuel Rumbajan mengatakan kenaikan harga gas sebesar 55% mengancam daya saing industri kaca lokal terhadap industri sejenis di Asia Tenggara.Dia mengklaim harga gas PGN yang baru untuk wilayah Jawa Barat (US$10,2 per MMBTU) jauh lebih tinggi dari harga gas di Thailand (US$5,2 per MMBTU) dan di Malaysia (US$4,95 per MMBTU).“Kalau begini kita akan kesulitan menyesuaikan harga, padahal biaya produksi kita naik pesat. Sama saja bunuh industri di dalam negeri,” katanya kepada bisnis, hari ini, Selasa 15 Mei 2012.Samuel memaparkan komponen gas merupakan 25—30% dari faktor biaya produksi industri kaca di Indonesia.Kenaikan harga gas di Jawa Barat yang mencapai 55%, lanjutnya, akan meningkatkan biaya produksi 11—12%.“Apalagi kenaikannya mendadak dan berlaku surut. Tidak mungkin kita minta customer menyesuaikan harga untuk produksi yang terdahulu,” katanya.Selain itu, dia tidak yakin PGN mampu memenuhi kebutuhan gas industri domestik melalui kenaikan harga gas tersebut.“Di kontraknya saja masih dibatasi, dengan surcharge sampai 250%. Kalau bisa penuhi tidak usah dibatasi,” kata Samuel. (Bsi)
BACA JUGA:
>> MARKET CLOSING—IHSG Turun Tipis 7,42 Poin
>>Jakarta Composite Index Slips 1.02% To 4,013.27
>>REKAP MARKET: Inilah Risalah Berita Market
>> Duh! Konser Lady Gaga dilarang polisi
10 ARTIKEL PILIHAN REDAKSI HARI INI
10 ARTIKEL MOST VIEWED BISNIS.COM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel