Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KISRUH MERPATI8 Pejabat senior mengundurkan diri

JAKARTA: Pencopotan jabatan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines yang resmi dilakukan oleh Kementerian BUMN pada Senin diikuti dengan pengunduran diri sejumlah pejabat di maskapai itu, karena prosesnya tidak sesuai mekanisme.

JAKARTA: Pencopotan jabatan Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines yang resmi dilakukan oleh Kementerian BUMN pada Senin diikuti dengan pengunduran diri sejumlah pejabat di maskapai itu, karena prosesnya tidak sesuai mekanisme.

 
“Kami, sekitar 8 orang dengan jabatan selevel saya sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada dirut yang baru dilantik pagi tadi. Surat tanda terimanya sudah kami pegang,” kata SVP Corporate Planning Merpati Erry Wardhana kepada Bisnis hari ini 14 Mei 2012.
 
Menurutnya, pengunduran diri ini karena menilai proses pencopotan Direktur Utama yang lama, Sardjono Jhony tidak sesuai mekanisme yang seharusnya. Selain itu belum jelas penyebab pencopotan.
 
“Capten Jhony [Sardjono Jhony] tidak diberikan kesempatan pembelaan diri di depan forum Kemenneg BUMN, padahal sudah dijadwalkan pada 21 Mei 2012,” tuturnya.
 
Erry  menjelaskan Capten Jhony mendapat surat berita acara penggantian dirut pada Senin, 7 Mei 2012 dan langsung ditandatangani Capten Jhony. Dalam surat itu, dirut diberi hak jawab 14 hari pasca penandatangan surat berita acara tersebut yakni 21 Mei. 
 
“Ini sesuai dengan peraturan, saya bahkan juga sudah buatkan penjelasan Capten Jhony yang akan dibacakan pada 21 Mei. Eh, pada Jumat malam, 11 Mei 2012 sudah ada lagi surat untuk penyerahan jabatan dirut yang akan diselenggarakan Senin pagi, 14 Mei,” jelas Erry.
 
Menurut Erry, pihaknya bisa menjawab tuduhan yang dialamatkan kepada Capten Jhony yang dijadikan alasan pencopotannya, yakni terkait kinerja. 
 
Sardjono Jhony menyesali proses pergantian yang mendadak dan tanpa persiapan. “Disayangkan saja kalau tongkat estafet jatuh ke tangan yang salah. Saya juga kecewa jika yang dijadikan alasan Kementerian BUMN adalah bahwa saya mengundurkan diri karena kinerja Merpati yang tak kunjung membaik,” tutur Jhony.
 
Johny mengaku pernah berniat mengundurkan diri pada 30 Januari 2012 terkait permintaan tambahan penyertaan modal negara (PMN). “Saya tidak diperbolehkan memasukkan tambahan PMN sebesar Rp200 miliar ke dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2012. Itu alasannya,” kata Jhony.
 
Namun, Jhony mengatakan, pada Februari 2012 seluruh karyawan Merpati dikumpulkan di Gedung Bank Mandiri. "Di sana Pak Dahlan Iskan [Menneg BUMN]  menolak pengunduran diri saya sebagai dirut. Ini secara tegas menyatakan pengunduruan diri saya ditolak dan gugur, akhirnya saya terus bekerja,” tutur Jhony.
 
Jhony menceritakan sejak awal masuk ke Merpati, 26 Mei 2010 sampai 30 Desember 2011, pihaknya sama sekali tidak mendapat kucuran dana dari pemerintah. Pada saat itu jumlah pesawat masih lima unit. 
 
“Bagaimana proses restrukturisasi dan revitalisasi ini bisa jalan tanpa adanya dana, selama periode tersebut sudah bagus Merpati masih hidup,” tuturnya.
 
Pejabat sementara (Pjs) Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Rudi Setyopurnomo yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Merpati mengatakan alasan pergantian karena kinerja keuangan Merpati yang buruk. 
 
“Pada 2011 perusahaan merugi Rp750 miliar, sedangkan kuartal I/ 2012 kembali merugi sekitar Rp250 miliar,” ujar Rudi.
 
Dia menilai bahwa buruknya kinerja keuangan Merpati karena dari sisi operasional penerbangan tidak diurus dengan baik. Dicontohkannya, rute Jakarta-Bandung dengan frekuensi penerbangan tiga kali seminggu sangat tidak efisien karena dari 56 seat (tempat duduk) hanya terisi cuma empat seat dan terkadang malah kosong.
 
“Ini yang harus segera dibenahi. Tingkat isian Merpati kosong tetapi tetap dipertahankan, belum lagi pada rute lainnya. Ini tentu mengakibatkan perseroan setiap hari rugi Rp2 miliar-Rp3 miliar,” ujarnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper