Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI MESIN PERKAKAS20 perusahaan baru siapkan investasi Rp461 miliar

 

 

JAKARTA: Sekitar 20 perusahaan nasional akan meramaikan persaingan di pasar mesin perkakas lokal pada tahun ini dengan estimasi nilai investasi mencapai US$50 juta (sekitar Rp461 miliar) hanya untuk pembangunan pabrik. 
 
Dasep Ahmadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia (Asimpi), menjelaskan 20 perusahaan berbendera Indonesia tersebut nantinya akan bersaing dengan sekitar 30 produsen mesin perkakas yang sudah beroperasi selama ini. 
 
“Dari sisi permodalan belum terlalu besar ya, rata-rata skala menengah. Jadi kira-kira dari 20 perusahaan baru tersebut akan ada tambahan modal [investasi] sekitar US$50 juta,” ujarnya kepada Bisnis hari ini Senin 14 Mei 2012. 
 
Dengan pembangunan pabrik-pabrik baru tersebut, Dasep berharap penjualan mesin perkakas produksi lokal bisa tumbuh hingga 7% pada tahun ini dari nilai pasar tahun lalu yang sekitar Rp800 miliar.
 
Menurutnya, selama ini hanya sekitar 15% mesin perkakas produksi lokal yang terjual di luar negeri, sedangkan sekitar 85%-nya dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 
 
“Itu pun baru 10%-15% dari total kebutuhan nasional yang secara nilai mencapai US$500 juta. Karena variasinya banyak, kita tidak bisa penuhi semua sehingga masih harus impor, seperti dari China,” tuturnya. 
 
Dasep menilai perlu dukungan financial dari pemerintah bagi industri mesin perkakas nasional untuk bisa meningkatkan kemampuan produksi dan daya saing produk local. 
“Misalnya berupa suku bunga kredit yang rendah, dan keringanan persyaratan jaminan atau kolateral,” tuturnya.
 
Rencananya dalam waktu dekat, Dasep Ahmadi bersama sejumlah pengusaha mesin perkakas Indonesia akan bertolak ke Malaysia guna menjajaki kerjasama pendirian kantor pemasaran dan jasa perbaikan mesin perkakas. 
 
“Selama ini cukup banyak produk-produk kita yang digunakan pabrik-pabrik di Malaysia. dengan adanya perusahaan pemasaran dan service diharapkan penjualan kita menjadi lebih agresif,” tuturnya. 
 
Setelah Malaysia, Dasep berharap ekspansi serupa bisa dilakukan di negara tetangga lainnya di kawasan Asia Tenggara.  (sut)
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper