Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BANDUNG : Pelaku Industri Tekstil menargetkan 40.000 tenaga kerja baru dapat terserap pada tahun ini untuk mencapai target tersebut pelaku industri tekstil bersama pemerintah bekerjasama membangun pusat pelatihan tenaga kerja tekstil.
 
Gubernur Provinsi Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan tahun ini pihaknya bekerja sama dengan Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) akan membentuk suatu pelatihan bagi tenaga kerja pertekstilan untuk memenuhi kebutuhan para pelaku tekstil dalam mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas.
 
"Para pelaku tekstil telah banyak melakukan pengembangan dalam produk hingga teknologi, namun masalah yang mendesak adalah kurangnya tenaga kerja seperti operator mesin, SDM menengah [middle skill], SDM tingkat tinggi [para ahli tekstil]," katanya di sela-sela acara Musda IKATSI di Hotel Hyatt Bandung, kemarin.
 
Dari survei ikatan tekstil, ada sekitar 1,2 juta tenaga kerja di industri besar dan menengah, sedangkan usaha kecilnya mencapai 2,8 juta tenaga kerja. Artinya 10% dari total populasi Jabar merupakan tenaga kerja pertekstilan.
 
Menurutnya, industri pertekstilan merupakan primadona Jawa Barat, sekitar 60% industri tekstil di indonesia berada di Jawa Barat, bahkan dari produksi maupun nilai ekspornya.
 
Nilai ekspor Indonesia mencapai sekitar US$13 miliar per tahun, dan untuk Jawa Barat mencapai US$8 miliar per tahun. Artinya Jawa Barat memiliki kontribusi sekitar 61,5%.  
 
"Tiap tahun industri tekstil tumbuh sekitar 20% tekstil, ini merupakan pertumbuhan paling tinggi di sejak Indonesia merdeka," tuturnya. 
 
Sementara itu, Ketua IKATSI Taufik Rachman mengatakan Ikatsi dan API  memiliki kesepakatan (MoU) dengan para pelaku industri garmen dalam pelatihan tenaga kerja pertekstilan.
 
"Ada sekitar 30 perusahaan industri tekstil yang melakukan kontak dengan kami, mereka menginginkan tenaga kerja yang berkualitas dan siap kerja," katanya.
 
Untuk melakukan pelatihan itu, pihaknya sedang berusaha mencari gedung yang dapat menjadi tempat pelatihan. Selain itu, katanya pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menyediakan fasilitas pelatihan di daerah pinggiran.
 
"Untuk Jabar, ada Gedung Arsip Nasional, kemudian daerah seperti Subang, Sukabumi, Majelangka dan lainnya akan dibantu pemprov, bahkan pabrik industri pun boleh melakukan pelatihan dengan dana dari Pemprov Jabar," ujarnya. 
 
Dia menuturkan biaya yang dibutuhkan untuk pelatihan mencapai Rp2,5 miliar bagi 1 angkatan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.000 orang.
 
Dia mengaku persiapan untuk pelatihan sudah direncanakan dengan matang, baik dari perangkat sylabus, kurikulum, staf pengajar ahli tekstil hingga pengajar dari pelaku usaha tekstil.
 
Hal berbeda diungkapkan Sekretaris API Jawa Barat Kevin Hartanto yang mengatakan tekstil Jabar mengalami pasang surut akibat krisis global dan gempuran barang impor. 
 
Nilai ekspor tekstil Jabar stagnan karena Amerika belum pulih dari krisis ekonomi, sedangkan daya serap dalam negeri relatif rendah karena masyarakat lebih memilih produk impor yang harganya lebih murah.
 
"Industri tekstil kita dilema, mati tidak hidup pun segan, tapi sebagai pengusaha kami tetap optimis akan ada perbaikan," katanya.
 
Dia berharap peran pemerintah lebih proaktif kepada industri tekstil yang merupakan andalan Jabar. Tekstil juga termasuk Industri yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
 
"Kami ingin ada peran pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak dengan industri tekstil, misalnya pajak murah, bantuan mencari SDM dan lainnya," ujarnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Ringkang Gumiwang

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper