Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTAMINA lepas 10% hak partisipasi blok migas di Australia

JAKARTA: PT Pertamina (Persero) melepaskan 10% hak partisipasinya (Participating Interest/PI) di blok migas di Australia karena dianggap tidak ekonomis.Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen mengatakan hal itu adalah strategis bisnis biasa, yang juga

JAKARTA: PT Pertamina (Persero) melepaskan 10% hak partisipasinya (Participating Interest/PI) di blok migas di Australia karena dianggap tidak ekonomis.Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen mengatakan hal itu adalah strategis bisnis biasa, yang juga dilakukan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas lainnya.“Kami sedang dalam proses untuk mendivestasikannya, dijual lagi karena masalah komersial. Buat Pertamina harusnya ini sudah biasa, ada yang dibeli dan ada yang dijual kembali, itu strategis bisnis,” ujarnya ketika ditemui di kantor BP Migas, hari ini.Produksi minyak di blok yang berada di Australia itu sangat kecil, yakni hanya sekitar 100 barel per hari. Pertamina menilai operasional di sana sangat mahal karena lokasinya yang lepas pantai (offshore). Meski demikian, Pertamina tidak kapok dan masih tetap mengkaji untuk melihat blok-blok lainnya di Australia.Selain di Australia, Pertamina serius mengkaji akuisisi lapangan minyak yang sudah berproduksi di luar negeri, mulai dari Amerika Latin, Afrika Barat, Timur Tengah dan juga wilayah Asia. Hal itu untuk menambah produksi minyak Pertamina.“Kami juga fokus di Asia. Kami lihat kalau ada di Thailand, Vietnam, Timor. Di dalam negeri kan butuh minyak, prioritas kami adalah lapangan yang sudah berproduksi,” ujarnya.Secara total, Pertamina melalui PHE mengelola total 8 blok migas di 7 negara, yakni di Libya, Sudan, Irak, Qatar, Malaysia, Vietnam, dan Australia. Dua blok yang berada di Malaysia dan Australia saat ini sudah berproduksi. Di luar itu, semuanya masih tahap eksplorasi yang untuk sementara ini ditinggalkan (abandon) karena faktor keamanan.Sementara itu di sisi lain, Pertamina baru saja mendapatkan pendanaan segar dari global bond sebesar US$2,5 miliar, yang sebagian besar akan digunakan untuk mengembangkan sektor hulu termasuk merger dan akuisisi lapangan migas.  “Dana global bond salah satunya untuk membiayai upaya-upaya kami untuk akuisisi, baik di dalam negeri mau pun di luar negeri untuk memperbesar produksi Pertamina,” ujar Husen.Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek besar Pertamina mulai dari pengembangan Blok West Madura Offshore (WMO), Blok Cepu, hingga Donggi Senoro.  “Belum lagi proyek-proyek yang kecil, seperti ONWJ, Simenggaris, banyak,” ujar Husen. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper