Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKSPOR PRODUK ROTAN: Industri dalam negeri siap ambil alih pangsa produk China

JAKARTA: Industri rotan nasional siap mengambil alih sebagian pangsa produk rotan China di pasar dunia, menyusul masalah tingginya biaya buruh di Negeri Tirai Bambu tersebut.Aryan Wargadalam, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, melihat perlambatan

JAKARTA: Industri rotan nasional siap mengambil alih sebagian pangsa produk rotan China di pasar dunia, menyusul masalah tingginya biaya buruh di Negeri Tirai Bambu tersebut.Aryan Wargadalam, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, melihat perlambatan ekonomi global berdampak siknifikan terhadap industri rotan China, tapi tidak mengurangi permintaan dari Indonesia.“Sejumlah investor asing mulai melirik Indonesia, bahkan beberapa datang melihat lokasi di sini karena biaya buruh di China semakin mahal,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa 8 Mei 2012.Melihat peluang tersebut, Aryan menilai industri rotan Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa mengambil alih pangsa China yang akan menyusut.“Ada pemodal Amerika Serikat dan beberapa perusahaan [protan] China yang mulai menjajaki untuk mengalihkan pabriknya di Jawa Timur,” katanya.Dia mengakui bahwa industri rotan nasional masih tertatih-tatih untuk bisa pulih dari keterpurukan pasca-menghadapi masalah kendala bahan baku.Untuk itu, pemerintah melakukan upaya percepatan pemulihan industri rotan secara lintas sektoral, a.l. pengadaan hutan bahan baku, pelatihan dan bantuan permodalan, dan meningkatkan promosi.“Kalau kami di Kementerian Perindustrian lebih pada memfasilitasi pameran produk rotan di luar negeri. Mereka butuh jualan, sedangkan kita tahu rotan kita masih sekarat dan tidak punya modal."Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga menjajaki kerjasama dengan sejumlah bank nasional untuk bisa mendukung pembiayaan industri rotan, dengan tetap memperhatikan risiko pengembalian kredit.“Sejauh ini baru Bank Mandiri, tetapi mereka masih melihat exposure risk-nya,” terangnya. 

Butuh 5 tahun

Sebelumnya, Asosiasi Mebel Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) memperhitungkan setidaknya industri berbasis rotan butuh 5 tahun untuk pulih dari keterpurukan akibat kelangkaan bahan baku produksi.Ketua AMKRI Hatta Sinatra mengatakan permasalahan bahan baku saat ini memang sudah tertangani dengan baik menyusul larangan pemerintah akan ekspor bahan baku rotan.“Namun untuk recovery setidaknya kami butuh lima tahun. Karena kami sempat terpuruk karena masalah bahan baku, istilahnya masuk ICU [unit gawat darurat],” ujarnya, baru-baru ini.Menurutnya, kelangkaan bahan baku terakhir terjadi awal tahun. Hal itu terjadi karena aktivitas ekspor bahan baku rotan dalam jumlah besar Desember lalu.“Selama Januari hingga Maret, kami dapat order meningkat sekitar 25% dibandingkan [periode yang sama] tahun lalu. Kami sempat kalang kabut karena stok bahan bakunya kosong,” tuturnya.Hatta mengatakan kelangkaa bahan baku rotan masih terjadi, tetapi tidak sehebat sebelumnya atau masih dalam kondisi wajar.Kelangkaan tersebut akan memengaruhi tingkat harga jual produk hasil rotan. “Tapi saya optimis performa industri rotan akan kembali meningkat,” tandasnyaBadan Pusat Statistik melaporkan terjadi penurunan kinerja di sektor industri barang kayu dan hasil hutan.Selama tiga bulan pertama 2012, pertumbuhan sektor usaha tersebut turun 0,86% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper