Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RASIO air & jumlah penduduk tak sebanding

JAKARTA: Rasio antara jumlah volume air yang tertampung dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia sangat tidak berbanding yakni hanya sekitar 60 meter kubik perkapita.

JAKARTA: Rasio antara jumlah volume air yang tertampung dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia sangat tidak berbanding yakni hanya sekitar 60 meter kubik perkapita.

 

Angka tersebut, masih sangat jauh dibandingkan dengan negara Amerika Serikat (6.000 meter kubik perkapita), China (3000 meter kubik per kapita), dan Thailand (1.200 meter kubik perkapita).

 

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan mengatakan hal ini terkait erat dengan jumlah tampungan air seperti waduk/bendungan dan embung yang ada di Indonesia.

 

Hingga saat ini, waduk besar yang ada masih sekitar 284 buah, dan yang betul-betul besar masih sangat minim, bisa dihitung dengan jari seperti waduk Jatiluhur, waduk Saguling, dan waduk Ciratas.

 

Padahal, potensi air yang ada di Indonesia mencapai 700 triliun meter kubik pertahun terbesar ke lima di dunia.

 

Sayangnya, dari seluruh total tersebut, kapasitas tampungan waduk hanya mampu menampung 200 milar meter kubik. Artinya produksi ketahanan air Indonesia hanya bisa mengendalikan 0,02% sementara sisanya diserahkan kepada alam.

 

“Selama ini kita selalu dininabobokan oleh alam, tanpa disadari jumlah tampungan air masih rendah, hanya sekitar 200 miliar meter kubik per tahun. Rasio antara jumlah tampungan air dibandingkan jumlah penduduk masih sekitar 60 meter kubik perkapita, jauh di bawah negara lain,” ujarnya, Sabtu 5 Mei 2012.

 

Menuru Hasan, idealnya rasio kapasitas tampungan air di Indonesia sama dengan Thailand yakni 1200 meter kubik, mengingat potensi air yang begitu besar.

 

Untuk mencapai itu pemerintah harus segera mempercepat pembangunan infrastruktur waduk/bendungan dan embung sehingga jumlah tampungan air untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat akan semakin besar.

 

Sebab, semakin lama perkembangan pertumbuhan penduduk dan desakan pemukiman industri semakin kuat sehingga perbandingan rasio tersebut akan semakin lebar.

 

Belum lagi, hutan yang sedianya dapat digunakan untuk menahan tampungan air semakin lama semakin banyak yang tergerus.

 

“Maka startegis untuk itu adalah mempercepat dan memperbanyak pembangunan tampungan air. Tapi memang lagi-lagi pembangunan infrastruktur ini terkendala persoalan sosial dan lahan.”

 

Saat ini PU sendiri sudah membangun penambahan beberapa embung seperti Jatigede, Jatibarang, Bajulmati, dan Titab.

 

“Ada (penambahan) tapi belum banyak sekarang sedang berjalan. Belum tentu juga selesai akhir tahun ini karena proyek multiyears.” (Bsi)

 

 

 

+ JANGAN LEWATKAN ARTIKEL BERIKUT:

Lihatlah Pesona Hujan METEOR dan Bulan PURNAMA SUPER

AWAS, Kecanduan VIDEO PORNO bisa bikin rusak OTAK!

CEO YAHOO pun dituduh bikin CV palsu, mengaku lulusan komputer

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper