Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENANAMAN MODAL: Korea Selatan jajaki investasi alat berat

 

 

 

JAKARTA: Kementerian Perindustrian menyatakan Korea Selatan kian serius menjajaki investasi pabrik perakitan dan komponen alat berat di Indonesia menyusul pasar segmen ini yang terus bertumbuh pesat.

 

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi mengatakan investor Korsel akan bermitra dengan perusahaan lokal untuk merealisasikan tujuannya secara b-to-b.

 

“Perkembangannya sudah lebih dari sekadar penjajakan. Begitu sepakat, mereka langsung jalan secara business to business. Beberapa di antara mereka [investor Korsel] akan memasok komponen alat berat dan ada pula yang berinvestasi di Indonesia,” katanya hari ini, Rabu 2 Mei 2012.

 

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) Pratjojo Dewo mengatakan investasi Korsel di sektor alat berat di antaranya dilakukan oleh Hyundai Heavy Industries Co Ltd, Dusan Heavy Industry dan Volvo Korea.

 

“Sepertinya mereka serius berinvestasi karena feasibility study investasi sudah dilakukan dan sudah roadshow ke Badan Koordinasi Penanaman Modal serta Kemenperin. Mereka juga akan bertukar pikiran dengan Hinabi besok,” ungkapnya kepada Bisnis.

 

Dia optimistis komitmen investasi di industri alat berat pada 2011 – 2012 bisa menembus US$350 juta.Tambahan tersebut untuk mengurangi kesenjangan (gap) produksi supaya 60% - 70% pasokan alat berat dapat dipenuhi dari dalam negeri.

 

Dari total kebutuhan alat berat pada tahun ini sekitar 18.000 unit, ujarnya, industri dalam negeri baru bisa memasok sekitar 50%.

 

Itu pun sudah memperhitungkan pasokan baru dari realiasi investasi US$230 juta oleh sejumlah produsen di antaranya Caterpillar sekitar US$50 juta, Sumitomo SHI Construction Machinery Indonesia US$35 juta dan Komatsu Indonesia sekitar US$15 juta.

 

Total realisasi investasi itu telah meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 10.000 unit. Dari total kapasitas tersebut, sekitar 9.000 unit dialokasikan ke dalam negeri dan 1.000 unit untuk pasar ekspor.

 

“Kapasitas produksi masih kurang 2.000 unit lagi. Artinya, kebutuhan investasi akan ditingkatkan lagi sekitar separuh dari realisasi sebelumnya. Besarnya investasi yang akan direalisasikan pada tahun ini sebagian besar untuk menunjang kegiatan sektor pertambangan,” katanya.(msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Sumber : Yusuf Waluyo Jati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper