JAKARTA: Indeks harga perdagangan besar bahan bangunan/konstruksi Indonesia pada bulan April mengalami kenaikan rata-rata 0,61% dibandingkan bulan lalu.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir hari ini, kenaikan indeks harga tersebut meningkat 1,25 poin dari 205,47 pada Maret menjadi 206,72 di bulan April.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kenaikan terbesar disumbang oleh Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal yang memiliki andil sebesar 0,29 dengan kenaikan hingga 0,7%.
Disusul oleh kelompok pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan yang memiliki andli sebesar 0,20.
Begitu pula dengan kelompok bangunan pekerjaan umum untuk pertanian, bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi; serta bangunan lainnya yang masing-masing memiliki andil 0,08; 0,02, dan 0,02.
“Indeks harga konstruski April naik 0,61% dibandingkan Maret. Andil terbesar dari kenaikan harga kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal,” tuturnya dalam konferensi pers di kantor BPS hari ini, Selasa 1 Mei 2012.
Tentu saja, kenaikan harga kelompok bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan indeks harga grosir bahan konstruksi di Indonesia. Menurutnya, kenaikan terbesar terutama terjadi pada barang besi dan baja dasar yakni sebesar 0,99% dari rerata 163,87 pada Maret menjadi 165,5 pada bulan April.
Selain itu, aspal pun mengalami kenaikan sebesar 0,85% dari bulan Maret menuju April yakni 313,83 menjadi 316,5; disusul oleh semen yang mengalami perubahan kenaikan sebesar 0,83% dari 185,79 per Maret menjadi 187,34 pada April.
Begitupula dengan bahan bangunan dari logam, dan barang galian segala jenis yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,64% dan 0,57%.
Kenaikan indeks harga bahan konstruksi pada bulan ini, lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang meningkat sebesar 0,73% atau 1,48 poin dari Februari 203,99 ke Maret 205,47. (sut)