BANDUNG: Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per April sudah mulai terasa dampaknya di sektor investasi di Jawa Barat. Beberapa investor asing andalan Jabar, seperti China memilih menahan rencana untuk menanamkan modal di provinsi tersebut.Hal itu diakui Ketua DPD Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Jabar Johnny Andhella. Menurutnya investor China belum dapat merealisasikan penanaman modalnya di Jawa Barat terkait rencana kenaikan harga BBM."Padahal sejauh ini para investor dari China sudah siap berinvestasi termasuk merelokasi industrinya ke kawasan industri Cikarang. Rupanya rencana kenaikan harga BBM dan TDL membuat mereka akhirnya menunggu perkembangan terkini di Indonesia,” jelasnya.Jhonny mengatakan jika tidak mengalami penundaan para investor itu siap berinvestasi pada sektor riil yang bersifat padat karya. “Investasi padat karya dapat menyerap tenaga kerja. Artinya, hal itu dapat meminimalisir angka pengangguran di Jabar, yang saat ini, masih cukup tinggi,” katanya.Dihubungi terpisah, Aswin Pulungan, Sekretaris DPP Pengusaha Peternak Unggas Indonesia (PPUI) menyatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi otomatis akan menaikkan harga jual daging ayam.
"Perkiraannya, kenaikan harga daging ayam dapat mencapai 30-40 %,” kata Aswin. Kenaikan ini menurutnya dipicu terkereknya biaya operasional termasuk pendistribusian.Hal itu, katanya. berpotensi menekan tingkat penyerapan daging ayam oleh masyarakat dapat merosot 30% sampai 40 %. Harga daging ayam saat ini sebetulnya tengah berada di angka yang stabil. “Di tingkat konsumen, harga jual daging ayam sekitar Rp25.000 per kilogram.Sedangkan penjualan dari peternak sekitar Rp14.000 per kilogram,” katanya.Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jabar Dadang Suganda mengungkapkan saat ini sudah terlihat kenaikan harga beberapa komoditas di pasar.
“Semua harga komoditas kebutuhan pokok masyarakat pasti naik ada yang akan di bawah 33% dan malah di atas itu,” katanya kepada Bisnis.Menurut dia, variasi kenaikan harga itu disebabkan oleh faktor penggunaan BBM untuk kebutuhan operasional. “Harga komoditas peternakan, termasuk daging ayam, dapat naik di atas 33%. Sementara komoditas lainnya, seperti pertanian kenaikannya berkisar 10-20%,” katanya memperkirakan. (k29/K30/k35/K57/api)