Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAMBANG EMAS: Tumpang Pitu mulai produksi 2015

BANYUWANGI: PT Indo Multi Niaga, perusahaan tambang yang beroperasi di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur menargetkan eksploitasi emas di proyek Tumpang Pitu kawasan Pulau Merah terealisasi 2015.

BANYUWANGI: PT Indo Multi Niaga, perusahaan tambang yang beroperasi di Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur menargetkan eksploitasi emas di proyek Tumpang Pitu kawasan Pulau Merah terealisasi 2015.

 

Manajer Development Comunity PT Indo Multi Niaga (IMN) Pramono Triwahyudi mengatakan eksploitasi segera dilakukan di lokasi pengeboran Tumpang Pitu. Tumpang Pitu merupakan satu dari empat lokasi pengeboran yang dilakukan INM.

 

“Sedangkan tiga lokasi pengeboran lainnya di Candrian, Gunung Manis dan Salakan akan menyusul,” katanya, Sabatu 3 Maret 2012.

 

Pramono menjelaskan status pengeboran di Tumpang Pitu sudah mencapai 65% tahap eksplorasi. Saat ini, pengecekan dan penelitian tanah memasuki tahap finalisasi. Di Tumpang Pitu, IMN megadakan Oxide Drilling pada sebanyak 252 titik dengan kedalaman total 51.249,10 meter dan Porphyry Drilling sebanyak 72 titik dengan kedalaman total 57.319,90 meter. “IMN sudah memasuki eksporasi lanjutan.”

 

Untuk proyeksi eksploitasi, lanjutnya, perseroan yang beroperasi di Banyuwangi sejak 2006 ini sedang mengadakan penguatan finansial, teknis pengelolaan lingkungan, administrasi pertambangan dan pembangunan smelter. Menurut analisis IMN, bebatuan di Gunung Tumpang Pitu mengandung 0,4 gram emas per ton. Sementara mineral lain, seperti tembaga terdapat sekitar 0,4%.

 

Sementara itu kondisi di areal Gunung Manis, perusahaan modal dalam negeri ini melakukan tindakan Low Sulph di 15 titik dengan kedalaman total 2.735,20 meter. Sedangkan di areal Candrian dan Salakan, perusahaan telah melakukan Water Bore Drilling sebanyak 4 titik dengan kedalaman total 600 meter dan Geologi Teknik Drilling sebanyak 8 titik dengan kedalaman total 418,60 meter.

 

Eksplorasi di Pesanggaran, lanjutnya, dilakukan sejak 2008. Pada dua tahun sebelumnya sejak mengantungi izin eksplorasi pada, perseroan hanya melakukan langkah awal berupa penelitian permukaan tanah/soil sampling. “Kegiatan eksplorasi yang dilakukan antara lain Survey Geofisika yang terdiri dari survey geologi dan metalurgi serta topografi.”

 

Izin usaha pertambangan IMN diketahui, berdasarkan IUP Eksplorasi SK Bupati No. 188/05/KP/ 429.012/2007, IMN telah mendapatkan IUP Eksploitasi berdasarkan SK Bupati No. 188/05/KP/ 429.012 /2008 tanggal 6 Oktober 2008. INM menggantikan Hakman Group JV untuk mengeksplorasi emas di kawasan 4.998 hektare  di Pesanggaran.

 

Direktur Produksi Andreas Reza menjelaskan untuk menuju eksploitasi penyelesaian perizinan yang dimiliki akan segera dituntaskan dengan mengubah IUP menjadi kuasa pertambangan (KP). Ditegaskan, IMN merupakan perusahaan nasional yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemodal dalam negeri. Keterlibatan asing di proyek Tumpang Pitu hanya sebatas kontraktor/rekanan teknis.

 

Terkait investasi, perusahaan ini masih enggan menyampaikan angka pasti. “Investasi di bidang pertambangan merupakan investasi padat modal. Namun kami optimistis. Namun kami yakin mampu sampai ke tahap eksploitasi,” kata Humas PT INM, Johansyah Nimbau.

 

Pada kebutuhan eksplorasi, katanya, biaya yang dikeluaran perusahaan cukup tinggi. Pada tahap pengambilan sampel batuan ini, perusahaan mengucurkan dana sebesar Rp1,3 miliar per 800 meter kedalaman.

 

Dana itu, lanjutnya, berasal dari pinjaman utang sejumlah bank dalam negeri maupun lembaga keuangan internasional. “Dana Pinjaman itu digunakan untuk pembiayaan proyek secara teknis dan pemberdayaan masyarakat lokal.”

 

Terkait jumlah pekerja tambang eksplorasi, IMN telah melibatkan 470 orang dengan komposisi 84,21% atau sekitar 384 karyawan adalah penduduk lokal. “Selain itu IMN juga melibatkan 193 rekanan dengan 186 rekanan adalah rekanan lokal yang berfungsi menjadi supplier keperluan logistik usaha pertambangan.”

 

Pada saat eksploitasi, tegasnya, kebutuhan pekerja tambang diproyeksikan akan naik empat kali lipat. Proyeksi kebutuhan ini mengacu pada konsesi tambang lain yang beroperasi di Indonesia. “Kebutuhan tenaga kerja akan melonjak pada tahap eksploitasi.” (21/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Matroji

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper