Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ENERGI TERBARUKAN: PLN belanjakan SLA Rp582,1 miliar

 

 

PURWAKARTA : PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membelanjakan total Rp582,1 miliar dari penerusan pinjaman luar negeri atau SLA (subsidiary loan agreement) untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan tahun ini.
 
Berdasarkan data PLN, DIPA SLA sebesar Rp582,1 miliar tersebut merupakan bagian dari total Rp2,85 triliun yang sudah masuk dalam DIPA SLA PLN Tahun Anggaran 2012 (pipeline).
 
Dana Rp582,1 miliar tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan 3 PLTP (pembangkit listrik tenaga panas bumi), rehabilitasi PLTP Kamojang, pembangkit listrik tenaga air, serta proyek pengembangan energi terbarukan lainnya khususnya di wilayah Indonesia Timur.
 
Kepala Divisi Energi Baru Terbarukan PLN Mohamad Sofyan mengatakan 3 PLTP tersebut yakni PLTP Hululais, PLTP Tulehu, dan PLTP Kota Mobagu. Dua PLTP pertama akan dibiayai oleh JICA, sedangkan PLTP Kota Mobagu akan dibiayai oleh Kreditanstalt Fur Wedferaufbau (KFW).
 
“Yang Hululais sekarang sedang eksplorasi sumur, sedang mengebor 2 sumur. Targetnya beroperasi 2016, kapasitasnya 2x55 MW,” ujarnya ketika ditemui di sela-sela acara Green Energy Forum 2012 pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Cirata, Purwakarta, hari ini.
 
Selanjutnya untuk PLTP Tulehu berkapasitas 20 MW, saat ini sudah selesai mengebor satu titik eksplorasi dan tahun ini akan tambah 2 titik lagi. Sofyan mengatakan JICA sudah komitmen akan membiayai proyek ini.
 
“Kalau Tulehu kami ingin lebih cepat, antara 2014-2015 [beroperasinya],” ujarnya.
 
Sementara itu untuk PLTP Kota Mobagu, Sofyan mengatakan pengeboran sumurnya dilakukan oleh Pertamina dan saat ini baru diselesaikan pada 2 titik eksplorasi. PLTP ini berada di kawasan taman nasional sehingga saat ini sedang mencari cara lain untuk mengebor.
 
“Ini hulunya yang mengerjakan Pertamina, mereka sedang lakukan pengeboran. Ini reservoarnya ada di dalam taman nasional, sehingga mereka harus mengebor dari luar. Ini lagi mencari lokasi supaya bisa akses uap panasnya, reservoarnya itu,” ujarnya.
 
Sofyan mengatakan PLTP Kota Mobagu bisa dikembangkan hingga 4x55 MW, namun untuk tahap pertama dikembangkan 2x55 MW dulu. Sofyan pesimistis PLTP tersebut bisa onstream tepat waktu.
 
“Ini Pertamina yang mengebor hulunya, tapi yang bangun pembangkitnya nanti PLN. Beroperasinya mungkin agak mundur, sekitar 2017-2019,” ujarnya.
 
Sementara itu, anggaran untuk pengembangan proyek energi baru terbarukan dari SLA tahun ini akan digunakan di berbagai pelosok negeri, terutama di wilayah Indonesia Timur.
 
“Ada program untuk kembangkan PLTS di Indonesia Timur dan juga pembangkit listrik tenaga minihidro, tenaga air skala kecil di bawah 10 MW. Kebanyakan kami arahkan ke Indonesia Timur,” ujarnya.
 
Konversi hutan
 
Sofyan mengatakan khusus untuk PLTP Hululais, Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)-nya akan dipercepat, seiring dengan masuknya PLTP tersebut dalam daftar 28 titik potensi panas bumi yang akan dipercepat proses perizinannya melalui Nota Kesepahaman (MoU) yang diteken antara Menteri ESDM dan Menteri Kehutanan beberapa waktu lalu.
 
“Kalau PLTP Tulehu, kebetulan dia ngga masuk ke hutan lindung, jadi ngga ada masalah. Kami sudah cukup dapat izin dari bupati saja,” ujarnya.
 
Terakhir, untuk PLTP Kota Mobagu, IPPKH-nya sudah diajukan oleh Pertamina. Sementara untuk membangun pembangkitnya, IPPKH-nya belum diajukan oleh PLN.
 
“Untuk Kota Mobagu, Pertamina sudah ajukan izin, yang kami [PLN] nanti belakangan,” ujarnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper