JAKARTA: Sedikitnya 21 investor telah membeli dokumen prakualifikasi SPAM (sistem penyediaan air minum) Way Rilau Bandar Lampung bernilai US$38 juta.
Kepala Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BBPSAM) Rachmat Karnadi mengatakan ke 21 invesor tersebut berasal dari berbagai negara baik dari Jepang, Korea Selatan, China, Eropa, India, dan Indonesia.
Menurut Rachmat, awalnya proposal prakualifikasi harus dimasukan paling lama tanggal 6 Februari kemarin, namun karena harus komprehensif nya dokumen yang dipersiapkan maka waktu pemasukan diperpanjang hingga 29 Februari mendatang.
“Sudah ada 21 investor yang membeli dokumen dan ini waktu pemasukanya masih diperpanjang sampai 29 Februari,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Berbeda dengan prakualifikasi sebelumnya, Rachmat mengatakan pada lelang proyek SPAM Lampung ini, para investor yang ingin mengikuti tender prakualifikasi harus membeli dokumen seharga US$1500.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan karena World Bank sebagai sponsor ingin agar peserta yang mengikuti proses tender proyek air minum berkapasitas 500 liter per detik ini benar-benar serius.
“Dokumen prakualifikasi ini mereka beli. Ini baru di Lampung, karena Bank Dunia ingin agar peserta yang beli benar-benar serius, jangan semua hanya sekedar ambil tapi tidak mengembalikan. Dari sini akan kelihatan prosesnya lebih kompetitif,” jelas Rachmat.
Rachmat menjamin proses tender proyek SPAM Lampung ini lebih baik dari proses sebelumnya. Di sini juga tidak ada larangan bagi peserta untuk memasukan dokumen berbahasa Inggris karena merupakan tender internasional.
Selain itu, poin-poin yang dinilai oleh panitia untuk peserta prakualifikasi terutama dalam hal teknik, proposal kemampuan keuangan perusahaan. “Dari situ dilihat bobotnya, minimum nilai kelulusan 70,” ucapnya.
Setelah seluruh dokumen prakualifikasi dikembalikan, akan dilakukan proses evaluasi selama satu bulan. Nantinya peserta yang memasukan dokumen akan disaring sehingga hanya diambil empat peserta untuk memasukan proposal tender.
“Untuk ikut tender peserta juga tidak main-main karena harus mengeluarkan dana hingga US$1 juta,” ungkapnya.
Proses tender akan dilaksanakan tiga hingga empat bulan setelah didapatkan empat peserta yang lolos. Para peserta tersebut harus menyusun proposal pembangunan untuk kemudian meminta viability gap fund (FGF) yang diperlukan kepada pemerintah.
Dengan adanya bantuan dari pemerintah melalui FGF dan jaminan dari PII, tarif yang dibebankan kepada masyarakat sekitar Rp3500 hingga Rp3900 tergantung dari bantuan yang diberikan oleh pemerintah.
Setelah seluruh proses tender dilaksanakan, peserta yang menang akan diumumkan sekitar bulan September, dengan proses konstruksi yang ditargetkan awal 2013 dan selesai akhir 2013. “Pada 2013, air sudah dapat dioperasikan untuk kota Lampung.” (sut)