Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASPAL BUTON: Wijaya Karya Bangun 6 Pabrik Berkapasitas 300.000 Ton

 

 

JAKARTA: PT Wijaya Karya Tbk siap membangun enam pabrik pengelolaan aspal buton di Sulawesi Tenggara berkapasitas penuh 300.000 ton per tahun dengan total investasi  Rp1,5 triliun.Sekretaris Perusahaan PT WIKA Natal Pardede mengatakan pembangunan pabrik ekstraksi aspal buton (asbuton) itu sangat diperlukan,  karena besarnya kebutuhan aspal untuk pembangunan. Namun, kapasitas produksi belum memadai.Menurut Natal, pembangunan pabrik akan dilakukan secara bertahap dengan kapasitas produksi masing-masing 50.000 ton per tahun, dan nilai investasi Rp250.000 miliar per pabrik.“Nantinya, dihasilkan asbuton (aspal buton) dengan total kapasitas mencapai 300.000 ton per tahun. Pembangunan enam pabrik dilakukan di atas lahan seluas 31 hektare. Lahan ini sudah kami beli,” ujarnya dihubungi Bisnis, Selasa 7 Februari 2012.Namun sayangnya, dia belum dapat memastikan pada tahun berapa seluruh pembangunan pabrik pengganti aspal minyak ini dapat direalisasikan.Yang pasti, sambungnya, pada tahap pertama perusahaan akan membangun satu pabrik terlebih dahulu sambil mengevaluasi proses dan kemampuan produksinya.Saat ini WIKA masih menyelesaikan proses penyempurnaan peningkatan  kemampuan sistem dan teknologi yang akan digunakan untuk pembangunan tahap pertama. Termasuk juga menyelesaikan urusan dengan PT Sarana Karya selaku produsen sekaligus pemegang lisensi pemasok asbuton.“Lihat dahulu sistem dan teknologi yang dipakai sudah handal dan ekonomis atau belum, kalau sudah mantap dan tercapai baru masuk tahap pembangunan,” tuturnya.Dia menargetkan pabrik pertama mulai dibangun pada 2013 dengan masa konstruksi 1,5 tahun, sehingga pada 2014 pabrik pertama berkapasitas 50.000 ton  dapat berproduksi.Adapun  untuk pembangunan tahap-tahap berikutnya hingga mencapai enam pabrik, menurutnya, masih harus dilihat perkembangan pabrik pertama baru dapat ditentukan percepatan kebutuhan asbuton lainnya.“Belum bisa dipastikan kapan tenggat waktunya (pembangunan keseluruhan), karena ini hasil yang maksimal. Sekarang fokus dahulu menyelesaikan pembangunan unit pertama.”Berdasarkan data dari Kementerian PU, kebutuhan aspal di Indonesia pada 2011 mencapai 1,2 juta ton. Namun ketersediaan aspal hanya 601.000 ton, sebanyak 471.000 berasal dari pertamina, 90.000 dari impor, dan 40.000 dari aspal buton.Padahal, potensi aspal alam buton di perut bumi mencapai 660 juta ton. Jika diasumsikan per tahun butuh 2 juta ton, asbuton masih dapat memenuhi hingga 330 juta tahun lagi.Kebutuhan aspal di Indonesia pada 2012 dengan adanya program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) mencapai 2,9 juta ton,  sedangkan pemenuhan kebutuhan hanya 930.000 ton.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU M. Hasan mengatakan untuk memenuhi defisit kebutuhan aspal nasional tahun ini sebagian besar akan dipenuhi dari pertamina dan impor.Pasalnya, pemerintah baru saja menyelesaikan ekplorasi untuk melihat potensi asbuton yang mana saat ini masih dalam proses penyelesaian pengembangan teknologi untuk pengelolaannya yang baru dapat dituntaskan pada akhir 2012.“Jika inovasi ini sudah ada, maka impor bisa ditutup dan menggunakan produksi dalam negeri,” ujarnya. Selain itu, untuk mengembangkan kualitas dan produksi asbuton, Kementerian PU berencana membangun laboratorium di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara  yang ditargetkan dapat terealisasi akhir tahun ini.Dengan demikian diharapkan dapat menarik investasi swasta untuk pengembangan industri tersebut. Sebab, saat ini pihak swasta banyak yang belum tertarik mengembangkan karena masih terkendala penguasaan teknologi.“Melalui lab itu, investor yang ingin produksi akan terbantu untuk pengecekan kualitas. Tidak perlu lagi bawa ke Jakarta sehingga tidak efisien,” katanya. (bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper