Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Kementerian BUMN mendorong konstruksi BUMN untuk masuk dalam proyek minyak gas, kelistrikan dan pertambangan, dan tidak hanya fokus menggarap proyek-proyek sipil tetapi agresif 
 
Sembilan BUMN konstruksi tersebut sebetulnya memiliki kapasitas sebesar Rp80 triliun pertahun.
 
Ironisnya, dalam satu tahun sembilan BUMN tersebut hanya mampu menggarap proyek dengan nilai Rp30 triliun yang sebagian besar merupakan proyek sipil. 
 
Sementara itu untuk proyek EPC (engineering, procurement, construction) hanya menguasai 20% dari nilai yang ditawarkan. Selebihnya justru dikuasai swasta (10%) dan perusahaan asing (70%). 
 
Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto Widayatin menilai hal itu sangat memprihatinkan, karena dalam lima tahun kedepan, akan ada proyek dengan nilai Rp4500 triliun yang siap ditawarkan.
 
"Ini Ironis. Sembilan kontraktor besar hanya mengerjakan proyek Rp30 triliun padahal kapasitasnya Rp80 triliun. Ini harus ditingkatkan dengan masuk ke energi, minyak dan gas, serta proyek-proyek EPC lainnya," ujarnya dalam acara Pameran Konstruksi 2011 di Hall B, JCC Senayan hari ini.
 
Kementerian BUMN menurutnya akan mulai melakukan studi dan perbaikan agar perusahaan plat merah tersebut mampu merebut proyek-proyek EPC dan bersaing dengan kontraktor asing.
 
Ketua Asosiasi Konstruksi Indonesia Sudarto menilai rendahnya daya serap kontraktor BUMN dan swasta di proyek migas antara lain disebabkan tidak adanya keberpihakan pengguna jasa untuk menggunakan tenaga-tenaga kontraktor nasional dalam proyek perminyakan dan kelistrikan tersebut. 
 
"Tanpa keberpihakan tentu kita sulit masuk," katanya. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper