Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur Jatim dan Jateng protes angka produksi padi versi BPS

NUSA DUA, Bali: Kementerian Pertanian menerima keberatan pemerintah Provinsi Jawa Timur atas klaim survei angka ramalan produksi hasil komoditas pertanian pada 2011 oleh Badan Pusat Statistik setempat.

NUSA DUA, Bali: Kementerian Pertanian menerima keberatan pemerintah Provinsi Jawa Timur atas klaim survei angka ramalan produksi hasil komoditas pertanian pada 2011 oleh Badan Pusat Statistik setempat.

 
Menteri Pertanian Suswono mengatakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan keberatan terkait data Badan Pusat statistik yang mencatat kecenderungan penurunan produksi bahan makan pada 2011. “Gubernur Jawa Timur dan Jawa Tengah mempertanyakan angka itu,” katanya di sela Konferensi Tingkat Tinggi Asean ke-19 di Nusa Dua, akhir pekan lalu.
 
Pada data BPS tercatat, permintaan untuk mewaspadai penurunan produksi padi di pada 2011 dibandingkan 2010. Pada prediksi angka ramalan III (Aram III) dari Badan Pusat Stastitik Jawa Timur mencatat jumlah produksi padi 2011 hanya sebanyak 10,53 juta ton. Angka itu menandai penurunan produksi sebanyak 9,53% dibandingkan produksi padi 2010 yang tercatat sebanyak 11,64 juta ton padi.
 
Penurunan produksi padi tersebut di antaranya disebabkan penurunan luas areal panen sebanyak 18.270 hektare dan penurunan produktivitas padi sebesar 8,69% yaitu dari 59,29 kwintal per hektare menjadi 54,14 kuintal per hektare.
 
Penurunan produksi padi juga dikonfirmasi dengan data Angka Ramalan III dari BPS yang memperkirakan terjadinya penurunan produksi padi di Jatim pada 2011. Tercatat ARAM III produksi padi Jawa Timur pada 2011 mencapai 10,53 juta ton gabah kering giling (GKG), atau turun 1,11 juta ton (9,53%) dibanding 2010 (angka tetap/atap).
 
Penurunan angka produksi disebabkan oleh penurunan luas panen padi sebesar 18.270 hektare atau sebesar 0,93% serta penurunan produktivitas sebesar 5,15 kuintal/hektare. Secara spesifik penurunan produksi padi diperkirakan terjadi di tiap-tiap subround pada 2011.
 
Pada periode Januari-April 2011 produksi beras turun 113.530 ton (1,95%), kemudian kembali turun 619.980 ton atau 16,27% pada periode Mei-Agustus, dan selanjutnya pada bulan September-Desember 2011 diperkirakan akan kambali turun sebesar 376,66 ribu ton (18,67%).
 
Kondisi penurunan produksi ini tentunya menjadi faktor pendorong kenaikan harga beras yang berlangsung saat ini, terlebih jika dikaitkan dengan tingginya permintaan beras dari luar provinsi Jatim. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Matroji

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper