JAKARTA: PT Reswara Minergi Hartama, sebuah produsen batu bara, mengincar India sebagai pasar utama untuk ekspor batu bara.
Harry Asmar, Presiden Direktur Reswara mengatakan saat ini perusahaannya sebenarnya sudah mengekpor batu bara ke India. Namun, dalam strategi jangka panjang, perusahaan bertekad untuk meraih peluang akan tingginya permintaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik di India.
Saat ini Reswara memiliki 2 konsesi batu bara, satu di Kalimantan Selatan yang dikelola anak usahanya yakni PT Tunas Inti Abadi. Sementara satu lagi di Meulaboh, Aceh yang dikelola anak usahanya, PT Media Djaya Bersama.
”Yang di Aceh nanti utamanya akan diekpor ke India karena sangat dekat dengan India. Biaya transportasi dari Aceh ke India lebih rendah dibandingkan dari Kalimantan ke India,” ujarnya hari ini.
Untuk tambang yang di Kalimantan Selatan hingga semester I/2011 produksinya sudah mencapai 1,2 juta ton batu bara dengan 40% dialokasikan untuk domestik sedangkan sisanya diekspor diantaranya ke India, Thailand dan China.
Adapun kualitas batu bara antara 5.300-5.700 Kkal/Kg (air dried basis/ADB). Cadangan di Kalsel per 30 Juni 2011 mencapai 106 juta ton dengan 53 juta ton di antaranya adalah cadangan terukur yang bisa ditambang.
Sementara tambang di Aceh saat ini belum banyak berproduksi. Reswara sendiri selama ini hanya mensuplai kebutuhan batu bara sebesar 20.000 ton per bulan untuk keperluan IPP milik Sewatama berkapasitas 7,5 MW dengan batu bara kualitas lebih rendah dibandingkan dengan di Kalimantan Selatan
”Tapi belum berproduksi saja sudah banyak permintaan dari India. Tahun depan kami kirimkan contohnya dulu, belum sampai komitmen kontrak ekspor untuk jangka panjang," jelas Harry. (arh)