Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pupuk Kaltim optimistis capai target produksi urea

BONTANG, Kalimantan Timur: PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) optimistis mencapai target produksi urea tahun ini sebanyak 2,87 juta ton, termasuk produksi urea bersubsidi 1,89 juta ton.Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Aas Asikin Idat mengungkapkan

BONTANG, Kalimantan Timur: PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero) optimistis mencapai target produksi urea tahun ini sebanyak 2,87 juta ton, termasuk produksi urea bersubsidi 1,89 juta ton.Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Aas Asikin Idat mengungkapkan realisasi produksi urea hingga September mencapai 2,05 juta ton atau 71% dari target tahun ini sebanyak 2,8 juta ton, sementara realisasi produksi amonia pada periode yang sama mencapai 1,3 juta ton atau 72% dari target tahunan 1,8 juta ton.Adapun realisasi produksi pupuk majemuk atau NPK hingga bulan lalu mencapai 160.886 ton atau 59% dari target 2011 sebanyak 275.000 ton, sedangkan produksi pupuk zeoorganik baru mencapai 27.737 ton atau 47% dari target tahun ini."Kami optimistis target produksi tahun ini bisa tercapai, khususnya produksi urea bersubsidi sebanyak 1,89 juta ton," katanya saat peluncuran pupuk urea subsidi berwarna merah muda (pink) untuk sektor pangan di kompleks pabrik PKT, Bontang, Kaltim, hari ini.Peluncuran dihadiri oleh Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto, Ketua Panitia Kerja Pupuk Komisi IV DPR E. Herman Khaeron beserta anggota panja, dan Dirut PT Pupuk Sriwijaya (Persero) Arifin Tasrif.Adapun realisasi penjualan urea bersubsidi selama Januari-10 Oktober 2011, berdasarkan data PKT, mencapai 998.235 ton dengan stok akhir sebanyak 310.633 ton. Volume penyaluran pupuk bersubsidi itu mencapai 64% dari ketentuan Kementerian Pertanian sesuai dengan Permentan No. 06/SR.130/2/2011 sebanyak 1,55 juta ton pada periode tersebut.Aas mengatakan PKT mendukung penuh pewarnaan urea bersubsidi sesuai dengan rekomendasi dari Panja Pupuk Komisi IV DPR serta kesepakatan antara Pusri sebagai holding BUMN pupuk, dan Ditjen PSP Kementan  pada Agustus 2011.Menurut dia, jenis dan bahan pewarna untuk urea pink adalah pewarna makanan (food grade) sehingga aman bagi tanaman dan lingkungan."Pewarna ini tidak akan mempengaruhi kualitas urea. Berdasarkan pengujian laboratorium, kualitas urea yang sudah diberi warna pink tetap sesuai dengan standar nasional Indonesia, yaitu kandungan nitrogen tetap 46%, kadar air maksimal 0,5%, kadar biuret maksimal 1%, dan ukuran butiran antara 1--3,5 mm.Pengujian oleh PKT, jelas Aas, membuktikan urea pink aman untuk air tanah karena tidak mempengaruhi warna air tanah. Selain itu, aman bagi tanaman sebab tidak menunjukkan gejala keracunan atau fitotoksisitas pada tanaman padi dan jagung.Arifin mengatakan BUMN pupuk sudah menyalurkan urea pink mulai Oktober dan menargetkan seluruh urea subsidi berwarna pink per 1 Januari 2010."Tahun depan semua produksi urea bersubsidi sudah berwarna pink sehingga diharapkan menekan penyelewenangan urea subsidi ke sektor komersial," ujarnya.Pewarnaan pupuk tersebut, tuturnya, juga akan memudahkan pengawasan di lapangan, baik untuk penjualan di dalam negeri maupun ekspor.Dia mengatakan sesuai dengan penugasan oleh pemerintah, BUMN pupuk pada tahun ini menargetkan penyaluran urea bersubsidi sebanyak 5,1 juta ton.Sementara itu, Sumardjo mengungkapkan selain pewarnaan pupuk, Kementan juga melakukan pendataan stok di gudang-gudang penyangga pabrik pupuk. Kementan juga meminta Pusri memetakan serapan pupuk dengan mengumpulkan data dari kios pupuk secara real time.Menurut dia, selama ini pabrik pupuk mengaku memiliki stok yang cukup tetapi kenyataannya stok di gudang dan kios kosong. "Padahal, petani tidak bisa membeli pupuk ke pabrik, tapi melalui kios. Karena itu, perlu data riil di lapangan mengenai stok," ujarnya.Sumardjo optimistis pewarnaan pupuk akan meningkatkan serapan urea bersubsidi yang saat ini relatif rendah, yakni sekitar 70%--90%. "Kami harapkan adanya urea pink meningkatkan serapan pupuk bersubsidi. Tahun ini, saya perkirakan serapannya bisa lebih dari 90%," katanya. (Faa)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : sunu budiman
Editor : Dara Aziliya

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper