Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Pemerintah menargetkan bisa mencatat kenaikan tax ratio secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan setelah sensus perpajakan selesai dilaksanakan.
 
Dirjen pajak A. Fuad Rahmany menuturkan melalui sensus pajak pihaknya menargetkan bisa memperoleh tambahan wajib pajak secara signifikan.
 
Untuk wajib pajak badan, pemerintah menargetkan bisa mencatat kenaikan hingga 4,6 juta, atau naik sepuluh kali lipat dari saat ini yang hanya tercatat 466.000 wajib pajak.
 
“Sementara itu, untuk wajib pajak orang pribadi kami menargetkan bisa mencatat kenaikan sebanyak 3 juta wajib pajak per tahunnya, dari saat ini naik sebanyak 1 juta per tahun,” ujarnya hari ini seusai peluncuran sensus pajak nasional.
 
Menteri Keuanan Agus Martowardojo menyatakan tingkat kepatuhan membayar pajak juga masih rendah. Hal itu terlihat dari orang pribadi yang memiliki NPWP hanya sebesar 8,5 juta orang dari total penduduk yang aktif bekerja sebanyak 110 juta.
 
Sementara itu, kepatuhan wajib pajak badan tercatat lebih rendah, yaitu hanya 3,6%. Hal ini terlihat dari rasio  perusahaan yang tercatat sebagai pembayar pajak hanya 466.000 dari keseluruhan perusahaan yang beroperasi di Indonesia yang mencapai 12 juta perusahaan.
 
“Kami meminta agar otoritas pajak meningkatkan kepercayaan masyarakat, sehingga kepatuhan bisa meningkat. Kami merasa bahwa kepatuhan di kalangan masyarakat terlalu rendah,” kata Agus.
 
Terkait dengan rasio pajak, pemerintah dan Komisi XI DPR baru-baru ini menyepakati target tax ratio terhadap PDB 2012 sebesar 12,66%, naik dari target tahun ini sebesar 12,2%.
 
Kenaikan pajak itu akan dipakai untuk menambah belanja modal atau mengurangi defisit anggaran. Untuk memenuhi target tersebut, pemerintah masih menyisir sumber-sumber penerimaan perpajakan yang masih mungkin untuk dioptimalkan.
 
“Jadi nanti kalau tax ratio naik, harus diserap lagi ke belanja. Kami harap itu bisa mengurangi defisit 2012,“ ujar Wakil menteri Keuangan Any Ratnawati. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper