Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saldo anggaran Rp90 triliun untuk stimulus

JAKARTA : Pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) atau tabungannya, yang jumlahnya berkisar Rp90 triliun, untuk menstimulus perekonomian pada tahun depan.Hatta Rajasa, Menteri Koordiansi bidang Perekonomian, menuturkan pemerintah

JAKARTA : Pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) atau tabungannya, yang jumlahnya berkisar Rp90 triliun, untuk menstimulus perekonomian pada tahun depan.Hatta Rajasa, Menteri Koordiansi bidang Perekonomian, menuturkan pemerintah sejak 2008 sudah banyak belajar dalam menghadapi ancaman krisis ekonomi, di mana ketika itu Presiden mengeluarkan 10 tindakan aksi untuk menstabilkan perekonomian.Tindakan aksi tersebut dinilai cukup berhasil dan dianggap relefan untuk diterapkan pada saat ini, a.l.  dengan menggelontorkan paket stimulus fiskal."Kalau dulu kami punya Rp77 triliun, kami mengeluarkan stimulus. Sekarang ini stimulus itu (bisa) berupa fiskal langsung, bisa berupa non-fiskal. Nah ini kita belum langsung terkena itu (imbas krisis global). Tapi kita kan punya dana cadangan untuk mengamankan stabilitas ekonomi, apabila terkena krisis itu," ujar dia di kantornya, hari ini.Menurut Hatta, pemerintah memiliki tabungan atau SAL sekitar Rp90 triliun, yang merupakan akumulasi pembiayaan negara yang tidak terpakai habis setiap tahunnya, untuk bisa mendukung kebijakan stimulus fiskal.Dana menganggur tersebut juga merupakan cadangan yang bisa digunakan sewaktu-waktu untuk menstabilkan pasar uang melalui pembelian kembali (buyback) surat berharga negara."Kita tidak perlu menaikkan payung kalau tidak hujan, tapi payung itu harus ada di tempat kita. Oleh sebab itu kami optimistis fundamental ekonomi (akan) baik. Kami mewaspadai pelemahan rupiah, (fenomena di) pasar uang, (pasar) surat berharga negara, maupun pasar modal, saya meyakini ini bersifat sementara. Jadi tidak usah panik," katanya.Bulan lalu, Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo mengatakan posisi SAL saat ini sekitar Rp97 triliun, di mana sebagian dicadangkan untuk membeli kembali (buyback) obligasi negara seandainya terjadi pelepasan oleh investor dalam jumlah besar (sudden reversal).Sebagian lagi akan digunakan untuk menambal defisit tahun ini yang melebar, dari Rp124,7 triliun (1,8% PDB) di APBN  menjadi Rp150,8 triliun (2,1% PDB) di APBNP."Pada saat anggaran defisit kami naikan menjadi 2,1% PDB, kami tidak meningkatkan pembiyaan, tapi kami gunakan SAL,” katanya.Dalam APBNP 2011, penggunaan SAL direncanakan sebesar Rp40,3 triliun, meningkat Rp23triliun (132,9%) dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp17,3 triliun.Peningkatan penggunaan SAL disebabkan, a.l.  karena meningkatnya defisit, keterbatasan sumber pembiayaan yang berasal dari utang, adanya selisih lebih pembiayaan anggaran (Silpa) 2011 Rp44,7 triliunsehingga memperbesar posisi SAL. (ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Agust Supriadi & Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper