Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume ekspor Jatim ke Jepang tertekan

SURABAYA: Volume ekspor Jawa Timur ke Jepang diprediksi akan tertekan menyusul pengaruh atas terjadinya bencana gempa berkekuatan 8,9 skala richter sehingga memicu gelombang tsunami besar yang melanda negara itu pada Jumat. Jepang menjadi salah satu

SURABAYA: Volume ekspor Jawa Timur ke Jepang diprediksi akan tertekan menyusul pengaruh atas terjadinya bencana gempa berkekuatan 8,9 skala richter sehingga memicu gelombang tsunami besar yang melanda negara itu pada Jumat. Jepang menjadi salah satu negara tujuan utama atas sejumlah komoditas ekspor asal Jatim.Kepala Bidang Perdagangan Internasional Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Liri Idham mengungkapkan bahwa untuk jangka pendek pengaruh atas bencana yang melanda negeri Sakura terhadap ekspor Jatim memang belum berdampak."Untuk jangka pendek atau saat ini mungkin masih belum terpengaruh, namun untuk jangka panjang ekspor Jatim diprediksi akan terpengaruh atas peristiwa alam yang baru saja menimpa Jepang itu," kata Liri kepada pers, hari ini.Liri menjelaskan selama hampir dua dekade, Jepang selalu menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan kontribusi sekitar 15%-20% terhadap total ekspor nonmigas Jatim."Jepang selalu rangking satu sebagai negara tujuan ekspor Jatim, sehingga kondisi ini mesti harus dipersiapkan untuk diantisipasi," ujarnya.Pada kesempatan terpisah, Gubernur Jatim Soekarwo mengakui bila Jepang menjadi negara primadona terhadap komoditas ekspor Jatim.Hingga Triwulan III-2010, nilai ekspor Jatim mencapai US$11,36 miliar atau naik 41,42% dari periode sama tahun sebelumnya. Dari nilai itu ekspor migas Jatim mencapai US$1,17 miliar. "Posisi Jepang masih teratas dengan nilai US$1,9 miliar untuk ekspor nonmigas asal Jatim," kataSoekarwo saat Rapat Koordinasi dengan 38 Bupati dan Walikota se-Jatim untuk Percepatan Pembangunan Ekonomi dan Sosial di Jatim, Kamis (10/3).Soekarwo menjelaskan neraca ekspor-impor Jatim ke Jepang masih pada posisi surplus untuk neraca perdagangan Jatim.Nilai ekspor Jatim pada triwulan III/2010 sebesar US$1,9 miliar untuk nonmigas dan impor produk Jepang ke Jatim nonmigas sebesar US$817,41 juta. "Jadi masih ada surplus sekitar US$1 miliar," ungkapnya.Sementara itu, data yang dihimpun Bisnis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan bahwa pada 2010 realisasi ekspor nonmigas Jatim ke Jepang mencapai US$2,36 miliar. Impor Jatim dari Jepang hanya di kisaran US$943 juta atau mengalami surplus sebesar US$1,41 miliar.Dengan catatan surplus tersebut merupakan yang terbesar dibanding surplus terhadap neraca perdagangan Jatim dengan negara-negara lainnya. (Bisnis/k21/ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper