Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI berpotensi jadi lokasi pabrik PLA

JAKARTA: Indonesia berpotensi dijadikan sebagai lokasi pabrik polylactic acid (PLA) menyusul tingkat konsumsi plastik untuk keperluan kemasan dan kantung belanja nasional yang mencapai 300.000 ton per tahun dengan tingkat pertumbuhan sekitar 8% per tahun.Polylactic

JAKARTA: Indonesia berpotensi dijadikan sebagai lokasi pabrik polylactic acid (PLA) menyusul tingkat konsumsi plastik untuk keperluan kemasan dan kantung belanja nasional yang mencapai 300.000 ton per tahun dengan tingkat pertumbuhan sekitar 8% per tahun.Polylactic acid merupakan produk polimer berbasis bio yang bisa dijadikan sebagai aditif untuk memproduksi plastik yang mudah terurai, atau degradable plastic. Indonesia, bersama Singapura, Thailand dan Malaysia kini menjadi kandidat lokasi pembangunan pabrik PLA oleh NaturaWorks, salah satu produsen PLA asal AS.Sekjen Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (INAPlas) Fajar AD Budiyono mengatakan konsumsi kantong plastik yang berbasis HDPE (high density polyethylene) domestik terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman. Konsumsi yang kini mencapai 300.000 ton per tahun itu pertumbuhannya juga ditopang oleh semakin maraknya departemen store dan convenient store di Indonensia."Kebutuhan kantong plastik yang berbasis HDPE di Indonesia sudah mencapai 300.000 ton per tahun, besar sekali. Ini belum termasuk yang berbasis polipropilena dan polietilena lainnya. Jumlah department store dan super market juga menjamur sehingga mendorong pertumbuhan konsumsinya," terangnya hari ini.Fajar juga mengatakan seiring dengan mulai merebaknya isu penggunaan plastik ramah lingkungan, kini perusahaan hilir plastic mulai merambah bisnis tersebut. Indonesia, katanya, melalui PT Chandra Asri Tbk sudah memulai memproduksi kantong plastik mudah terurai tersebut.Dia meyakini kapasitas produksi plastik yang mudah terurai di Tanah Air akan semakin tinggi. Hal itu, katanya, akan mendorong tumbuhnya industri PLA di Indonesia karena kebutuhan zat aditif tersebut yang semakin meningkat."Yang digunakan Chandra Asri memang bukan PLA tetapi jenis lain. Namun, jika memang ada substitusinya, mereka bisa memanfaatkan bahan lain, termasuk PLA. Peluang pasar PLA di Indonesia, dengan konsumsi plastik yang tinggi dan perhatian terhadap lingkungan, rasanya akan besar di sini," katanya. (tw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Nadya Kurnia

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper