JAKARTA: Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan mengatakan belum puas terhadap pertumbuhan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah maupun koperasi yang terjadi dalam 2 tahun terakhir untuk mendukung program pemerintah.
Selain itu, peningkatan pelaku usaha menengah juga tinggi. Akan tetapi, dari data-data itu pemerintah belum puas, ujar Sjarifuddin Hasan kepada wartawan seusai pembukaan rapat kerja pemantapan masterplan percepatan pemberdayaan UMKKM di SME Tower, Jakarta Selatan, hari ini. Acara itu melibatkan seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM), dan dilaksanakan untuk memenuhi keinginan para pelaku sektor riil yang memiliki ekspektasi sangat tinggi untuk meningkatkan kinerjanya. Agar kinerja Kemenkop dan UKM bisa optimal mengimbangi keinginan pelaku usaha tersebut, Sjarifuddin Hasan bersama instansinya mengadakan kegiatan rapat kerja atasu retreat yang dibuka Wakil Presiden Boediono, hari ini. Menurut Menkop, pertumbuhan koperasi maupun UMKM dalam 2 tahun terakhir, sedikitnya 22.000 koperasi terbentuk di berbagai daerah. Kemudian, jumlah UMKM saat ini sudah di atas 53 juta lebih, dan bahkan mendekati angka 54 juta. Oleh karena itu, percepatan setelah pemerintah melucurkan masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI). Kementerian Koperasi dan UKM melaksanakannya melalui sinergitas, di antaranya dari retreat. Melalui kegiatan sehari yang melibatkan sekitar 400 tokoh dan pelaku KUMKM tersebut, Sjarifuddin Hasan optimistis akselerasi perkembangan sektor riil bisa ditingkatkan. Karena bagaimana pun, masih ada kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki. Baik dari aspek pembiyaan, regulasi, kebijakan, implementasi pemasaran, perkuatan. Dari semua itu lalu harus ada penyesuaian, dan wadahnya adalah kegiatan retreat. Sebab, sudah banyak kebijakan yang telah dikeluarkan bagi KUMKM, dan sewajarnya jika dilakukan penyesuaian. Pada kesempatan itu, Sjarifuddin Hasan mengutarakan kepada Wapres bahwa meski instansinya pada 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan anggaran dari APBN sebesar Rp663,12 miliar, akan tetapi tetap berupaya menjaga stabilitas serta meningkatkan perkembangan berbagai kepentingan KUMKM. Memang sudah ada pembiayaan yang dilaksanakan melalui berbagai program seperti kredit usaha rakyat (KUR), dana perkuatan ada maupun dana bantuan sosial. Namun, pemerintah masih ingin agar seluruh aspek bisa memenuhi kebutuhan mereka. Meski dana Kemenkop dan UKM menurun dalam 5 tahun terakhir, tetapi saya hanya ingin menggambarkan bahwa sekalipun dana yang kami gunakan terbatas, namun masih mampu memberikan output besar. Kalau di tambah akanlebih besar lagi output-nya.(yn)