Direktur Utama Askrindo Chairul Bahri mengatakan perusahaan penjamin kredit mikro itu selalu dibayangi tingkat risiko yang tinggi karena sasarannya usaha produktif yang layak namun belum bankable.
Untuk itu, perusahaan penjamin kredit bagi usaha mikro harus didukung oleh pemerintah agar keberadaannya bisa bertahan kuat dalam menopang penumbuhan sektor ekonomi masyarakat tersebut. Di samping itu, dukungan perusahaan reasuransi juga diperlukan, ujarnya, hari ini.
Menurut Chairul, penjamin kredit di sektor usaha mikro dan kecil memang selalu dibayangi risiko kerugian karena potensi kredit bermasalah sangat tinggi membuat beban klaim lebih tinggi dari premi yang diterima.
Namun demikian, perusahaan penjamin harus disiapkan untuk melayani usaha mikro yang pada umumnya kekurangan modal untuk memulai dan mengembangkan usaha serta sulit untuk mengakses pembiayaan dari perbankan karena tidak memiliki agunan.
Tujuannya agar keberadaan usaha mikro semakin mudah mengakses permodalan, diperlukan adanya lembaga penjamin kredit sehingga masalah agunan itu bisa dianulir seperti yang diberlakukan dalam skema kredit usaha rakyat.
Dia menambahkan sejak digulirkannya kredit usaha rakyat pada 2007-2010 total kredit yang telah dikusurkan telah mencapai Rp34,42 triliun dengan jumlah usaha mikro dan kecil yang dibiayai sebanyak 3,81 juta pelaku usaha.
Adapun, penjaminan yang dilakukan Askrindo untuk sektor mikro mencapai 58% atau sebanyak 2,22 juta pelaku usaha dengan nilai kredit sebesar Rp9,09 triliun. Sisanya untuk KUR sektor ritel dan yang lainnya. (ra)