Berdasarkan siaran pers yang diterima Bisnis siang ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menugaskan Pelindo II untuk melakukan pengerukan di pelabuhan tersebut. Adapun untuk tahap pertama, akan dilakukan pengerukan hingga kedalaman 6 meter LWS.
Pada tahap pertama akan dilakukan pengerukan hingga kedalaman -6 meter LWS [low water spring], sedangkan pengerjaan proyek ini sendiri diperkirakan akan memakan waktu 3,5 bulan, ujar Direktur Utama PT Pelindo II R. J. Lino dalam siaran pers itu.
Dengan kedalaman air saat ini pada alur masuk perairan Pelabuhan Pulau Baai yang hanya mencapai -4,5 meter, rata-rata terdapat 25 unit kapal yang kandas setiap bulannya. Apabila rata-rata arus keluar masuk kapal melalui Pelabuhan Pulau Baai mencapai sembilan unit per hari.
Akibatnya, Pelindo II cabang Bengkulu akan mengalami potensi kerugian hingga miliaran rupiah setiap tahunnya, mengingat banyak kapal dengan bobot di atas 2.500 GWT (gross weight tonnage) yang mengangkut berbagai jenis komoditi yang tidak dapat berlabuh.
Potensi kerugian ini dialami oleh Pelindo II dan juga para pengguna jasa yang kapal-kapalnya bersandar di pelabuhan, salah satunya adalah PT. Pertamina (Persero) UPMS Bengkulu. Kapal tanker milik perusahaan migas negara ini sebelumnya bisa bersandar di dermaga dengan kapasitas kapal 3.000 GWT.
Kini hanya kapal-kapal berukuran 1.000 GWT yang dapat bersandar di dermaga. Belum lagi kapal-kapal yang mengangkut berbagai komoditi utama daerah Bengkulu, diantaranya adalah batubara, cangkang dan crumb rubber, yang tidak hanya dikirim ke beberapa wilayah Bengkulu dan sekitarnya namun juga ke beberapa negara di kawasan Asia bahkan Amerika.
Proses pengangkutan komoditi tersebut tidak dapat menggunakan mother vessel jenis panamax sehingga proses bongkar muat batubara dilakukan dengan pola transshipment di Pulau Tikus dengan menggunakan tongkang.
Dengan pengerukan ini, kedalaman alur Pelabuhan Bengkulu diharapkan mencapai kondisi ideal, papar Lino.
Lino menambahkan, dengan adanya penambahan alat bongkar muat pada tahun ini, produktivitas pelabuhan diharapkan meningkat 40%. Kata dia, peningkatan produktivitas ini pada akhirnya turut membantu kelancaran distribusi barang dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Bengkulu dan sekitarnya. (sut)