MALANG: Bahan makanan kembali menjadi pemicu angka inflasi di Kota Malang, jawa Timur sepanjang Januari 2011 yang angkanya relatif tinggi mencapai 0,67%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Firda, mengatakan 10 komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada inflasi Januari 2011, yakni cabe rawit, minyak goreng, rekreasi, bawang merah, nangka muda, kentang, rujak, tahu mentah, sigaret kretek mesin (SKM), dan bumbu masak jadi."Kelompok komoditas yang memberikan andil terbesar pada inflasi Januari adalah kelompok bahan makanan yang sumbangannya mencapai 0,4127%," kata Firda di Malang, kemarin.Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,1216%. Untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbangkan 0,0400% sedangkan kelompok sandang 0,0040%.
Kelompok kesehatan memberikan andil 0,0111%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0428% dan kelompok transportasi, komuniasi, dan jasa keuangan 0,0384%.Pada Januari, cabe rawit memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,3831%, minyak goreng 0,0495%, bawang merah 0,0343%, nangka muda 0,0317%, bumbu masak jadi 0,0203%, tahu mentah 0,0231%, rujak 0,0249%, kentang 0,0283%, dan SKM 0,0213%.Inflasi year on year (yoy) mencapai 6,57%. Inflasi year on year Jatim 7,30%, dan nasional 7,02%.Perbandingan indeks dan inflasi Januari 2011 di tujuh kota indeks harga konsumen (IHK), inflasi Januari tertingi dialami Jember yang mencapai 1,43%, menyusul berikutnya Madiun (1,02%), Probolinggo (0,95%), Sumenep (0,92%), Surabaya (0,78%), dan terendah Kediri yang mencapai 0,29%.Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang Emanuel Lamen Ola mengatakan terus naiknya harga bahan-bahan makanan perlu diwaspadai.
Namun, dia menyatakan pihaknya mengalami kesulitan karena komoditas tersebut tidak bisa dikendalikan harganya lewat suatu kebijakan. Harga komoditas-komoditas ditentukan oleh mekanisme pasar.Untuk itu, lanjut dia, TPID Kota Malang perlu bertemu untuk membahas masalah itu guna mencari solusi berupa langkah-langkah konkret untuk dapat mengerem kenaikan harga bahan-bahan makanan.
Pertemuan itu juga membahas langkah-langkah yang perlu dilakukan TPID jika tarif dasar listrik (TDL) industri capping 18% benar-benar dicabut. Hal itu akan bisa berdampak kepada komoditas-komoditas manufaktur. (hwi)