UKM
26/01
Oleh Fajar Sidik
JAKARTA : Kementerian Koperasi dan UKM menekankan pentingnya penguatan kredit UMKM ke sektor pertanian menyusul populasi pelaku usaha dari masyarakat Indonesia mencapai 68% bergantung pada sektor produksi barang pangan tersebut.
Deputi Bidang Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari mengatakan selama ini distribusi kredit UMKm masih terkosentrasi di sektor perdagangan, industri dan jasa sedangkan sektor pertanian masih di bawah 10%.
Padahal, katanya, populasin pengusaha mikro kecil dan menengah itu mencapai 68% bertumpu pada sektor pertanian terutama untuk produksi barang pangan yang harus lebih besar mendapatkan dukungan pembiayaan dari perbankan.
Saat ini, terjadi ketimpangan dukungan kredit UMKM dari sisi sektor usaha yang terlalu besar ke perdagangan, jasa dan indsutri, sedangkan 68% pelaku usaha justru bergerak di produk pertanian. Tapi kenyatannya portofolio kredit bank ke sektor pertanian sangat kecil, jelasnya dalam Micro Finance Summit 2011 hari ini.
Choirul menyatakan mulai tahun ini pihaknya akan mendorong pembiayaan perbankan terutama dari kredit usaha rakyat agar bisa disalurkan untuk sektor pertanian minimalnya 25% dari total penyaluran yang ditargetkan sekitar Rp18 triliun.
Menurut dia, selain persoalan distribusi kredit terhadap sektor usaha, dalam KUR juga terjadi kesenjangan dari sisi sebaran geograifis yang terpusat di jawa serta pusat perekonomian kota, sedangkan porsi luar jawa masih rendah termasuk distribusinya ke pelosok pedesaan.
Kami juga sangat memperhatikan tentang patokan angka maksimal dari suku bunga KUR yang ditentukan untuk usaha kecil sebesar 16%, dan usaha mikro 22%, tapi itu angka maksimum sehingga bank diharapkan bisa menyesuaikan lagi terhadap kondisi pasar dan debitur agar bisa lebih rendah lagi.