Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Klaim Orang Super Kaya Bakal Beli TikTok AS

Trump telah memperpanjang batas waktu penjualan TikTok di AS untuk ketiga kalinya selama 90 hari terhitung setelah 19 Juni 2025.
Logo aplikasi TikTok dalam layar smartphone. / Bloomberg-Gabby Jones
Logo aplikasi TikTok dalam layar smartphone. / Bloomberg-Gabby Jones

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia telah mengidentifikasi calon pembeli untuk operasi TikTok di AS. Meski demikia, ia tidak akan memberikan rinciannya selama dua minggu ke depan sosok tersebut. Tiktok di Amerika Serikat dimiliki oleh perusahaan China ByteDance Ltd.

"Kami memiliki pembeli untuk Tiktok, omong-omong. Saya pikir saya mungkin memerlukan persetujuan China dan saya pikir Presiden Xi mungkin akan melakukannya," katanya dikutip dari Bloomberg, Senin (30/6/2025).

Trump yang berbicara di Fox News's Sunday Morning Futures dengan Maria Bartiromo mengatakan pembeli TikTok di AS adalah sekelompok orang yang sangat kaya.

Sebelumnya, Trump telah memperpanjang untuk ketiga kalinya tenggat waktu bagi Bytedance untuk menjual saham TikTok di AS. Tenggat kedua telah terlewati pada 19 Juni 2025 lalu. Perpanjangan akan memberi perusahaan waktu tambahan 90 hari. Padahal, undang-undang AS mewajibkan penjualan atau penutupan operasional aplikasi tersebut jika tidak ada kemajuan signifikan dalam proses divestasi.

Penjualan TikTok di AS setelah kongres negara itu meloloskan undang-undang yang mengharuskan divestasi dengan alasan masalah keamanan nasional pada tahun lalu. Berdasarkan regulasi tersebut, presiden diizinkan untuk mengajukan satu kali perpanjangan.

Pergerakan kesepakatan sebagian besar terhenti karena hubungan dagang AS-Tiongkok terseret dalam ketegangan yang lebih besar atas negosiasi tarif.

Sebelum Trump mengumumkan tarif yang meluas pada bulan April, kesepakatan dilaporkan telah ditutup, yang diajukan oleh konsorsium investor AS termasuk Oracle Corp., Blackstone Inc. dan perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan Bloomberg untuk rincian lebih lanjut tentang pernyataan terbaru Trump.

Sebelumnya, sempat muncul rencana pada musim semi tahun ini untuk memisahkan operasi TikTok di AS menjadi entitas baru yang berbasis di AS dan mayoritas dimiliki oleh investor Amerika.

Namun, kesepakatan itu tertunda setelah China mengindikasikan tidak akan memberikan persetujuan, menyusul pengumuman Trump mengenai tarif tinggi terhadap barang-barang impor asal China.

Berdasarkan undang-undang yang disahkan pada 2024, TikTok diwajibkan menghentikan operasionalnya di AS paling lambat 19 Januari 2025, kecuali ByteDance telah menyelesaikan proses divestasi atau menunjukkan kemajuan signifikan dalam proses penjualan aset.

Trump, yang mengklaim aplikasi tersebut turut meningkatkan dukungannya dari pemilih muda dalam pemilu presiden November lalu, diketahui telah tiga kali memperpanjang batas waktu divestasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper