Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambang Nikel Raja Ampat Bukan Kontributor Utama Ekonomi Papua Barat Daya, Apa yang Tertinggi?

Lapangan usaha pertambangan dan penggalian berada di peringkat enam dalam kontribusinya bagi PDRB Papua Barat Daya. Sepertiganya dari pertambangan bijih logam.
Pemandangan di Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat Daya. / Bisnis-Annisa S Rini
Pemandangan di Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat Daya. / Bisnis-Annisa S Rini

Bisnis.com, JAKARTA — Pertambangan dan penggalian nyatanya bukanlah sektor pendorong utama ekonomi Papua Barat Daya—termasuk di dalamnya Kabupaten Raja Ampat—baik pada 2023 maupun 2024.

Provinsi Papua Barat Daya membawahkan enam wilayah, yakni Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Maybrat, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Raja Ampat.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat Daya, Nilai PDRB Papua Barat Daya atas dasar harga konstan 2010, mencapai Rp24,87 triliun pada 2024 atau lebih tinggi dari 2023 yang senilai Rp24,01 triliun. 

“Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2024 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,60% dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 1,82%,” tulis BPS, dikutip pada Rabu (11/6/2025). 

Setidaknya terdapat lima kategori lapangan usaha yang berperan besar terhadap ekonomi Papua Barat Daya dalam dua tahun terakhir atau sejak provinsi ini muncul. 

Peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Papua Barat Daya pada 2024 dihasilkan oleh lapangan usaha Industri Pengolahan yaitu mencapai 17,74%, diikuti Konstruksi sebesar 14,43%, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,03%. 

Selain itu, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan berkontribusi sebesar 12,35% dan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menyumbang 12,15% terhadap ekonomi Papua Barat Daya. 

Adapun Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian berada di posisi keenam dengan kontribusi sebesar 10,01% terhadap PDRB Papua Barat Daya tahun 2024. Realisasi tersebut bahkan turun dari 2023 yang mencapai 10,30%. 

Kontribusi dari seluruh nilai tambah kategori Pertambangan dan Penggalian terbesar pada 2024 adalah subkategori Pertambangan Minyak, gas dan panas bumi, yaitu sebesar 57,26%. 

Sementara subkategori Pertambangan Bijih Logam—termasuk di dalamnya tembaga dan nikel—tercatat sebesar 31,94%. Diikuti Pertambangan dan Penggalian Lainnya yang menyumbang 10,78% kemudian Pertambagnan Batu Bara dan Lignit yang hanya menyumbang 0,02%. 

Meski demikian, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mencatatkan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan sebsar 2,87% pada 2024. Lebih tinggi dari 2023 yang sebesar 1,07%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper