Bisnis.com, JAKARTA — Volvo Car AB. akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK 3.000 orang, memangkas sekitar 7% tenaga kerjanya secara global.
Dilansir dari Bloomberg, produsen mobil Swedia itu merencanakan PHK massal untuk mengurangi biaya produksi, demi mengimbangi permintaan yang lesu dan menjaga laba.
Pihak Volvo menyampaikan pada Senin (26/5/2025) bahwa langkah itu akan memengaruhi sekitar 3.000 posisi, termasuk 1.000 konsultan. Pabrikan itu mempekerjakan sekitar 43.800 orang secara global, lebih dari setengahnya di Swedia.
Volvo akan menanggung biaya restrukturisasi hingga 1,5 miliar kronor Swedia (sekitar US$140 juta) yang akan memengaruhi kinerja kuartal II/2025 perusahaan itu.
Chief Executive Officer Volvo Hakan Samuelsson sedang mendorong program efisiensi sebesar 18 miliar kronor setelah perusahaan melaporkan penurunan pendapatan operasional hingga 60% pada kuartal I/2025. Langkah-langkah itu, yang diumumkan bulan lalu, bertujuan menstabilkan kinerja perusahaan karena harus menghadapi hambatan perdagangan yang meningkat dan permintaan tidak merata untuk kendaraan listrik.
Dalam sebuah wawancara pada Jumat (23/5/2025), Samuelsson menepis kekhawatiran bahwa pemotongan tersebut menjadi tanda bahwa pemegang saham asal China ingin mengambil lebih banyak kendali atas pengembangan produk dan mengalihkan pekerjaan di bidang R&D ke Negeri Panda.
Baca Juga
Didukung oleh mandat tegas dari pendiri Zhejiang Geely Holding Group, Li Shufu, Samuelsson yang berusia 74 tahun ditugaskan untuk menegakkan integrasi yang lebih ketat dan mengekstraksi sinergi di seluruh grup Geely yang lebih luas.
Dia telah mengganti kepala keuangannya dan berencana untuk memberikan lebih banyak otonomi kepada wilayah China dan Amerika Serikat (AS) untuk bereaksi lebih cepat terhadap preferensi pelanggan lokal. Sebagai bagian dari program efisiensi yang diluncurkan bulan lalu, Volvo bertujuan untuk mengurangi biaya material, biaya personel, dan investasi.
Pemotongan terbaru memengaruhi 1.200 karyawan di Swedia, 1.000 posisi saat ini diisi oleh konsultan—sebagian besar juga di Swedia—dan sisanya di pasar lain, kata perusahaan itu.
"[Langkah tersebut] sangat penting bagi kami untuk menciptakan perusahaan yang secara struktural lebih efisien dan tangguh", kata CFO Volvo, Fredrik Hansson.
Terakhir kali Volvo mengumumkan pengurangan tenaga kerja pada 2023, ketika perusahaan memperingatkan bahwa sebanyak 1.300 pekerjaan kerah putih di Swedia terancam. Akhirnya, perusahaan tersebut menghilangkan sekitar 700 posisi, kata seorang juru bicara Senin (26/5/2025).
Saham Volvo naik hingga 4,9% pada perdagangan hari ini di Stockholm. Sahamnya turun sekitar seperempat harga sepanjang tahun ini.