Bisnis.com, JAKARTA -- Konglomerat Edwin Soeryadjaya terlihat ikut menghadiri pertemuan dengan pengusaha China yang mengikuti rombongan Perdana Menteri (PM) Li Qiang dalam kunjungannya ke Indonesia, Sabtu (24/5/2025).
Edwin bersama sejumlah pengusaha Indonesia lainnya terlihat hadir di Indonesia-China Business Reception 2025 yang diselenggarakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Pada pertemuan tersebut, Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) memfasilitasi pertemuan pengusaha kedua negara untuk melakukan business matching.
Usai pertemuan tersebut, Edwin terlihat sempat berbincang dengan sejumlah peserta acara. Salah satunya adalah CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sekaligus Pendiri Northstar Group, Patrick Sugito Walujo.
Saat dihampiri, Edwin irit menanggapi pertanyaan soal pertemuan serta jamuan makan malam yang juga dihadiri oleh PM China Li Qiang dan Presiden RI Prabowo Subianto itu. Dia hanya memberikan kesan yang positif.
"Saya senang saja, gembira," ujarnya sambil tersenyum ketika ditemui di lobi ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Baca Juga
Anak dari William Soeryadjaya, yang merupakan pendiri Astra International itu lalu menyebut tak ikut menjajaki peluang kerja sama bisnis dengan China pada pertemuan itu.
"Oh enggak. Saya cuma penggembira," kata Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) itu secara singkat.
Adapun menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) Garibaldi 'Boy' Thohir, terdapat sekitar 30 grup perusahaan China yang hadir pada pertemuan tersebut dengan PM Li Qiang.
"Dari China ada 30 grup. Dari pihak kita juga tadi teman-teman lihat ada Pak Anthony Salim, Pak Edwin Soeryadjaya, hampir semua grup besar hadir alhamdulillah," ujar Boy pada kesempatan yang sama.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebut proyek-proyek yang akan dibicarakan secara bilateral oleh pihak Indonesia dan China selama kunjungan PM Li Qiang adalah proyek baru.
Bidang kerja sama yang akan dijajaki nantinya meliputi transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, dan kimia. Kerja sama ini juga melibatkan sinergi antara perusahaan swasta dan BUMN.
"Ada di beberapa bidang, baik itu di bidang kerja sama untuk gerbong kereta api, kemudian di industrial cluster untuk bersama-sama dengan badan usaha lain, dan juga dengan kembali lagi dengan BUMN. Jadi tidak hanya dengan BUMN tapi bergabung dengan tiga itu juga. Kemudian di bidang mineral, downstream dari EV battery itu juga ada, dan masih ada beberapa lainnya termasuk juga dari chemical," jelasnya.