Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumber Daya Mineral PT Timah (TINS) Habis 20 Tahun Lagi

Sumber daya mineral timah milik PT Timah Tbk (TINS) disebut hanya cukup untuk ditambang 20 tahun lagi.
Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2025). Bisnis/Mochammad Ryan H
Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2025). Bisnis/Mochammad Ryan H

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Restu Widiyantoro mengungkapkan sumber daya mineral timah perseroan tersisa 807.000 ton pada 2024. Menurutnya, cadangan perusahaan tersebut hanya cukup untuk 20 tahun ke depan.

"Jadi sumber daya mineral di PT Timah saat ini, yang terdata, kita masih punya stok cadangan timah yang 807.000 ton saat ini, yang kira-kira cukup untuk bekal kita menambang sampai dengan 20 tahun ke depan," kata Restu dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (14/5/2025).

Oleh karena itu, dia berjanji bahwa perusahaan akan terus melakukan survei untuk mencari potensi cadangan-cadangan baru.

Berdasarkan bahan paparannya, sumber daya mineral timah pada 2024 naik dibanding 2023 yang sebesar 678.000 ton. Namun, sumber daya mineral timah 2024 sebesar 807.000 ton itu, lebih rendah dibanding 2022 yang sebesar 912.000 ton.

Sementara itu, cadangan timah perseroan pada 2024 sebesar 313.000 ton, turun dibandingkan 2023 yang mencapai 339.000 ton.

Dilihat dari jumlah wilayah izin usaha pertambangan (WIUP), PT Timah memiliki total 126 izin. Angka itu terbagi sebanyak 119 di Bangka Belitung dan 7 di Kepulauan Riau.

Berdasarkan luasnya, PT Timah mengelola 473.310 hektare lahan yang terbagi antara darat dan laut.Perinciannya, sebesar 184.672 hektare WIUP berlokasi di laut dan 288.638 hektare di darat.

Produksi Jeblok 4 Tahun Terakhir

Di sisi lain, Restu mengakui kinerja perusahaan jeblok selama 4 tahun terakhir. Menurutnya, perusahaan belum bisa memenuhi kuota produksi bijih yang tertera dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) setiap tahunnya.

"Secara umum dari chart-chart yang kami sajikan pada 4 tahun terakhir ini, kinerja perusahaan belum bisa sesuai yang kami programkan pada awal tahun setiap program," ungkapnya.

Dalam bahan paparannya, produksi bijih dalam RKAB 2021 adalah 47.281 ton, sementara realisasi produk bijih hanya mencapai 24.670 ton. Lalu, produksi bijih dalam RKAB 2022 mencapai 45.000 ton, sedangkan realisasi produksi bijih pada tahun tersebut hanya 20.079 ton.

Kemudian, produksi bijih dalam RKAB 2023 mencapai 29.000 ton. Namun, realisasi produksi bijih hanya mencapai 14.855 ton. Berikutnya, produksi bijih dalam RKAB 2024 mencapai 37.000 ton. Sementara, produksi bijih hanya mencapai 19.437 ton.

Adapun, produksi bijih dalam RKAB 2025 mencapai 20.000 ton, sedangkan realisasi produksi bijih per kuartal I/2025 baru mencapai 3.215 ton. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper