Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia per hari ini, Selasa (1/4/2025), resmi meningkatkan insentif kebijakan likuiditas makroprudensial atau KLM dari 4% menjadi 5% dari DPK, khususnya untuk sektor perumahan.
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro menjelaskan peningkatan insentif KLM itu sebagai upaya mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di bidang perumahan.
“Jadi ini akan dilakukan 1 April, ke depan kita evaluasi, kita coba kita perkuat mana yang perlu dioptimalkan, mana yang perlu didukung, mana yang sudah naik kelas,” ujarnya dalam Taklimat Media, dikutip pada Selasa (1/4/2025).
Di mana insentif KLM khusus sektor perumahan dinaikkan secara bertahap dari rencana awal senilai Rp23 triliun menjadi Rp103 triliun.
Bersamaan dengan hal tersebut, pemerintah menjalankan program tiga juta rumah untuk mendukung penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Bank Indonesia pun telah menyalurkan insentif senilai Rp291,8 triliun, yang disalurkan ke kelompok bank BUMN, bank umum swasta nasional (BUSN), bank pembangunan daerah (BPD), dan kantor cabang bank asing (KCBA).
Masing-masing disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp125,7 triliun, BUSN sebesar Rp132,8 triliun, BPD sebesar Rp27,9 triliun, dan KCBA sebesar Rp5,4 triliun.
Apa Itu Insentif KLM?
Insentif KLM merupakan kebijakan BI untuk mengurangi Giro Wajib Minimum (GWM) bank. Kebijakan ini bertujuan mendorong bank untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas.
Alhasil, bank akan terdorong untuk menyalurkan lebih banyak kredit di sektor prioritas sehingga pada akhirnya lapangan kerja yang terbuka akan meningkatkan pendapatan masyarakat, konsumsi, ekonomi.
Sebelumnya, perbankan yang memberikan kredit kepada sektor perumahan, real estate, dan konstruksi akan mendapatkan pengurangan GWM sebesar 0,3%.
Sementara plafon insentif untuk sektor transportasi, pergudangan, pariwisata, dan ekonomi kreatif diturunkan dari 0,4% menjadi 0,3%. Di mana 0,1% nya dialihkan kepada sektor perumahan. Kenaikan insentif KLM dari 4% menjadi 5%, di mana 1% nya diperuntukkan khusus sektor perumahan.
Alhasil Mulai 1 April mendatang, plafon insentif untuk sektor tersebut bertambah 1,1% menjadi 1,4%. Adapun insentif untuk sektor lainnya tetap, yakni sektor pertanian, perdagangan, dan industri tetap sebesar 1,5%, ekonomi hijau 0,5%, UMi 0,3%, dan UMKM 1%.
Berikut perubahan KLM per 1 April 2025
Sektor | Eksisting | Per 1 April 2025 |
---|---|---|
Pertanian, Perdagangan, & Industri | 1,5% | 1,5% |
Transportasi, Pergudangan, Pariwisata, & Ekraf | 0,4% | 0,3% |
Konstruksi, RE, & Perumahan Rakyat | 0,3% | 1,4% |
UMKM | 1% | 1% |
UMi | 0,3% | 0,3% |
Hijau | 0,5% | 0,5% |