Bisnis.com, JAKARTA — US-Asean Business Council (USABC) turut buka suara terkait bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh aliansi BRICS.
BRICS merupakan aliansi negara yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, BRICS juga telah berhasil menambah beberapa negara anggota baru, yakni Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.
Senior Vice President & Regional Managing Director USABC, Brian McFeeters, mengatakan dirinya telah mendiskusikan masuknya Indonesia ke dalam BRICS dengan perusahaan-perusahaan AS yang tergabung dalam USABC.
Menurutnya, minat perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi di Indonesia tidak terpengaruh dengan keputusan bergabung dalam aliansi tersebut.
"Mereka [perusahaan AS] tidak terlalu khawatir. Perusahaan melihatnya sebagai peluang untuk mendiversifikasi posisinya," kata McFeeters dalam acara peluncuran USABC Sector Overview Report, Navigating Opportunities: Nurturing Dynamic Economic Policies in Indonesia di Jakarta pada Selasa (21/1/2025).
McFeeters melanjutkan, para pelaku bisnis di AS juga tidak melihat adanya dampak langsung dari bergabungnya Indonesia ke BRICS terhadap kondisi finansial perusahaan.
Baca Juga
Sementara itu, McFeeters belum dapat memastikan apakah perpanjangan fasilitas keringanan bea masuk atau Generalized System of Preferences (GSP) yang diminta oleh Indonesia kepada AS dapat terealisasi pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Menurutnya, masih terlalu dini untuk membahas kemungkinan perpanjangan fasilitas tersebut. Hal ini mengingat Donald Trump belum genap sehari menjabat sebagai Presiden AS dan masih merancang kebijakan-kebijakan utamanya.
Dia menuturkan, USABC masih memantau rancangan kebijakan dan tokoh-tokoh dalam kabinet Trump pada sektor ekonomi dan perdagangan.
"Menurut saya masih terlalu dini untuk membahas kemungkinan tersebut. Kita masih harus melihat ke depannya lagi akan seperti apa," kata McFeeters.
Sebelumnya, Uni Eropa memastikan kelanjutan kerja sama strategis dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean. Persekutuan negara Eropa itu menyatakan tidak akan terpengaruh dengan keputusan beberapa negara anggota Asean yang bergabung ke aliansi BRICS.
Duta Besar Uni Eropa untuk Asean Sujiro Seam mengatakan kerja sama EU-Asean tidak akan terhambat menyusul keputusan beberapa negara Asean seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand untuk bergabung ke dalam BRICS.
Seam menuturkan, kemitraan strategis antara Asean dan Uni Eropa berpedoman pada Joint Leaders' Statement dan Asean-EU Plan of Action 2023—2027.
"Terlepas dari keputusan dan pilihan yang dibuat oleh negara-negara anggota Asean, atau negara-negara anggota Uni Eropa, kerangka kerja itu tetap menjadi penuntun hubungan kita," katanya.