Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blackrock Putuskan Keluar dari Net Zero Asset Managers Initiative

Blackrock yang mengelola aset US$11 triliun itu menyampaikan bahwa partisipasinya dalam NZAMi tidak berdampak terhadap cara mengelola portofolio para klien.
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle
Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA — Firma investasi Blackrock memutuskan untuk keluar dari grup investor dengan berwawasan lingkungan terbesar, Net Zero Asset Managers Initiative.

NZAMi merupakan grup yang berisi sekitar 325 manajer aset dengan akumulasi aset kelolaan mencapai US$50 triliun. Inisiatif tersebut berkomitmen untuk mencapai net zero pada 2050. 

Salah satu nama perusahaan investasi yang masih bergabung dalam NZAMi ialah State Street Global Advisors. Sementara itu, Vanguard keluar dari grup tersebut pada 2022.

Seperti dilansir Bloomberg, keputusan keluar dari NZAMi disampaikan Blackrock kepada para klien melalui surat pada Kamis (9/1/2025). Dalam suratnya, Blackrock menyampaikan bahwa keanggotaan di dalam grup tersebut menyebabkan kebingungan tentang praktik Blackrock dan menjadikan perusahaan investasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat itu sebagai subjek kewajiban legal dari berbagai pejabat publik. 

Blackrock yang mengelola aset lebih dari US$11 triliun itu menyampaikan bahwa partisipasinya dalam NZAMi tidak berdampak terhadap cara Blackrock dalam mengelola portofolio para klien.

“Oleh karena itu, keputusan kami untuk keluar tidak mengubah cara kami mengembangkan produk dan solusi untuk para klien atau bagaimana kami mengelola portofolio mereka,” tulis Blackrock dalam surat yang ditandatangani oleh Vice Chairman Philipp Hildebrand and global head of sustainable and transition solutions Helen Lees-Jones.

BlackRock menyampaikan pihaknya mengelola lebih dari US$1 triliun dalam strategi investasi keberlanjutan. Blackrock juga memastikan bahwa para manajer investasi terus melakukan asesmen terhadap risiko terkait dengan iklim, termasuk risiko investasi, untuk kepentingan para klien. Hal itu juga terkait dengan estimasi sekitar dua pertiga jumlah klien Blackrock—termasuk konsumen terbesar di Eropa—telah membuat komitmen net zero.

Chief Executive Officer BlackRock Larry Fink kerap menyampaikan dorongan kepada para korporasi untuk memberikan perhatian yang besar terhadap aspek ESG dan perubahan iklim, serta isu-isu sosial lainnya. Namun, Fink mendapat serangan dari Partai Republik dan beberapa negara bagian secara kolektif menarik miliaran dolar AS dari Blackrock. 

Sebagai respons dari serangan tersebut, Fink menyatakan bahwa dirinya tidak lagi menggunakan label ESG karena menjadi terlalu dipolitisasi.

“Blackrock berada dalam tekanan politik untuk keluar dari grup iklim dan dari pemegang saham yang tidak senang terhadap kerugian bisnis akibat state investment funds yang terkait dengan agenda grup iklim,” ujar profesor di Universitas Michigan Ross School of Business Erick Gordon.

Head of Sustainable Investing Research di Morningstar Sustainalytics Hortense Bioy menilai Blackrock telah bertahan di sana selama yang mereka mampu. Namun, tekanan telah terlalu besar. 

“Risiko reputasi dan legal terlalu tinggi, hanya beberapa saat sebelum Trump dilantik. Blackrock tidak akan menjadi organisasi finansial terakhir yang menghentikan inisiatif net zero,” ujarnya. 

Salah satu tekanan terungkap dalam laporan House Judiciary Committee yang menyebut pihaknya memiliki bukti kolusi dan perilaku antikompetisi oleh sejumlah firma investasi, termasuk Blackrock, State Street Corp., dan Vanguard Group Inc., untuk mendorong tujuan ESG perusahaan-perusahaan AS secara radikal.

Di sisi lain, koalisi iklim untuk pembiayaan, Net-Zero Banking Alliance juga mengalami eksodus besar-besaran dalam sebulan terakhir dengan keputusan sejumlah anggota asal AS untuk keluar dari grup tersebut. Beberapa di antaranya ialah Goldman Sachs Group Inc., Wells Fargo & Co., Citigroup Inc., Bank of America Corp., Morgan Stanley, dan JPMorgan Chase & Co.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper