Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan alasan program program Makan Bergizi Gratis baru mulai dilaksanakan di 26 provinsi. Menurutnya, penyelenggaraan dilakukan sesuai dengan kesiapan dari wilayah terkait.
“Tergantung kesiapan, kesiapan dari semua infrastruktur yang ada karena kami kan mengedepankan kualitas ya. Pak Presiden pesan berkali-kali jangan mengejar kuantitas tapi kualitas,” kata Dadan di kantor Gedung DPR, Senin (5/1/2025).
Oleh sebab itu, Dadan melanjutkan bagi daerah yang sudah siap untuk eksekusi program, maka akan langsung melakukan giat tersebut.
Dadan mengungkapkan bahwa untuk pengadaan yang berikutnya akan melihat lagi daerah yang sudah siap sehingga memang akan dilaksanakan secara bertahap. Keputusan ini pun, kata Dadan, sudah disampaikan kepada DPR.
“Kami tadi juga sudah sepakat dengan komisi IX untuk pembukaan berikutnya nanti anggota Komisi IX terlibat di dalam pembukaan satuan-satuan pelayanan,” imbuhnya.
Di sisi lain, dia juga menyebut bahwa sekitar 600.000 siswa telah menjadi penerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga
“Kurang lebih segitu ya. Kurang lebih antara 400.000 sampai 600.000,” ujarnya kepada wartawan di DPR, Senin (5/1/2025).
Sekadar informasi, program Makan Bergizi Gratis ini sudah mulai berjalan di 26 provinsi, termasuk Aceh; Kepulauan Riau; semua provinsi di Pulau Jawa; Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua Barat, dan Papua Selatan.
Nantinya, menu yang dihadirkan diolah di dapur untuk Makan Bergizi Gratis dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
SPPG merupakan merupakan unit pelaksana program Makan Bergizi Gratis yang bertugas memasok makanan untuk penerima manfaat program.
SPPG bekerja sama dengan seorang ahli gizi dan seorang akuntan untuk memastikan pengawasan ketat terhadap kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Selain itu, SPPG juga bertugas mengawasi standar kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah di setiap Dapur MBG.
Adapun untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang.