Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Tertekan Imbas Imbal Hasil Obligasi AS yang Tinggi di Pekan Liburan

Harga emas global merosot di perdagangan pekan terakhir akhir tahun 2024. Ini penyebabnya!
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas merosot pada akhir perdaganhan Jumat (27/12/2024) karena imbal hasil Treasury AS yang tinggi.

Imbal hasil AS yang tinggi dapat meredupkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil dalam pekan yang sepi karena memasuki musim liburan, dan pasar berfokus pada kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke kantor, serta dampak potensial dari kebijakan inflasinya terhadap prospek Fed pada 2025.

Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,6% menjadi US$2.619,33 per ons. Harga emas batangan telah turun 0,1% pekan ini. Sementara, harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih rendah pada US$2.631,90 per ons.

"Imbal hasil Treasury sedikit lebih tinggi di sini, dan emas akan tetap tertekan hingga akhir hari ini, karena kita berada di pasar liburan yang sepi," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures dilansir Reuters, Sabtu (28/12/2024).

Indeks dolar (.DXY), juga membuka tab baru menuju kenaikan minggu keempat berturut-turut, mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil acuan AS 10 tahun diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak 2 Mei, yang dicapai pada Kamis (26/12/2024).

Sepanjang tahun ini, emas telah melonjak 28%, mencapai rekor tertinggi US$2.790,15 pada 31 Oktober. Reli tersebut dipicu oleh siklus pelonggaran suku bunga Federal Reserve dan meningkatnya ketegangan global.

Sebagian besar analis tetap optimistis untuk harga emas pada 2025, meskipun Fed sekarang memproyeksikan lebih sedikit penurunan suku bunga.

Mereka meyakini bahwa ketegangan geopolitik di seluruh dunia akan tetap tinggi, bank sentral akan melanjutkan aksi pembelian emas yang besar, dan ketidakpastian politik akan terus berlanjut saat Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025. 

Tarif yang diusulkannya dan kebijakan perdagangan proteksionis juga diperkirakan akan memicu potensi perang dagang, menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven.

"Tahun depan dengan pembelian oleh bank sentral, saya dapat melihat emas mencapai US$3.000 pada suatu saat, mungkin pada musim panas, jika emas terus melaju seperti saat ini," kata Haberkorn.

Emas sebelumnya sempat bersinar selama periode gejolak ekonomi dan geopolitik dan tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.

Selain emas, harga perak spot turun 1,3% menjadi US$29,41 per ons, platinum turun 2,1% menjadi US$916,30, dan paladium turun 1,2% menjadi US$913,71.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper