Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasir Laut dan Lobster Masih Kerap Dicuri Asing, Menteri Trenggono: Indonesia Sedang Bertempur

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono angkat bicara terkait aksi pencurian komoditas laut Indonesia, seperti pasir laut dan lobster.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono angkat bicara terkait aksi pencurian komoditas laut Indonesia seperti pasir laut dan lobster, yang dilakukan oleh pihak asing.

Trenggono menyebut, aksi pencurian pasir laut dan lobster milik Indonesia oleh pihak asing memang masih marak terjadi saat ini. Dia menyebut, hingga 500 juta benih lobster telah hilang dicuri oleh negara tetangga Indonesia. Meskipun demikian, Trenggono tidak menyebutkan negara tetangga yang dia maksud.

"Pencurian itu bukan hanya pasir, lobster itu juga dicuri dan sudah setengah mati seperti narkoba. Untuk angka persisnya belum dipastikan, tetapi sekitar 300 juta hingga 500 juta bibit [lobster] itu melayang ke negara tetangga," kata Trenggono dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta pada Senin (21/10/2024).

Trenggono juga mengibaratkan, aksi pencurian tersebut sebagai bentuk pertempuran yang tengah dihadapi oleh Indonesia.

"Saya selalu sepakat dengan Pak Presiden Prabowo sejak saya menjadi Wamenhan, bahwa kita ini sedang dalam kondisi pertempuran. Menurut saya, Indonesia sedang ditempuri [diserang], tetapi kita gak sadar. Karena hakekat peperangan adalah menguasai ekonomi dan sekarang itu tidak harus menggunakan senjata atau tentara," jelasnya

Di sisi lain, Indonesia tengah meningkatkan upayanya untuk melakukan industrialisasi serta hilirisasi komoditas-komoditas Laut. Aksi pencurian tersebut membuat Indonesia kehilangan potensi pendapatan yang cukup signifikan. 

Selain itu, Trenggono menuturkan pencurian ini juga menimbulkan kerugian lain seperti hilangnya sumber daya, pengembangan industri yang tersendat, dan lainnya. 

Guna mengatasi masalah pencurian tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk Kepolisian dan TNI Angkatan Laut untuk melakukan pengawasan dan penangkapan kapal-kapal ilegal pencuri  komoditas laut Indonesia. 

Namun demikian, Trenggono menuturkan, upaya ini belum dapat dilakukan dengan maksimal karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Trenggono menuturkan, saat ini jumlah kapal pengawas yang dimiliki Indonesia hanya sekitar 30 unit yang digunakan untuk memantau perairan Indonesia dari Sabang hingga Merauke.

Selain itu, dari sisi anggaran, Trenggono menyebutkan dana yang dimiliki belum memadai untuk melakukan pemantauan secara konsisten di seluruh wilayah perairan RI selama 24 jam sehari.

"Kemudian, pengawasan kita saat ini juga 100% masih manual," lanjutnya.

Seiring dengan hal tersebut, Trenggono mengatakan pihaknya tengah merancang teknologi pengawasan perairan RI yang dijalankan melalui program Ocean Big Data. Dengan tersebut, Trenggono berharap seluruh area perairan Indonesia dapat diawasi dengan baik dan konstan.

"Harapan saya tahun depan sudah bisa selesai. Jadi, ke depannya tidak ada pergerakan yang tidak bisa dimonitor, termasuk pencurian pasir, lobster, atau komoditas lain," kata Trenggono.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper